Meulaboh – haba RAKYAT | Sebanyak 363 siswa madrasah Tsanawiyah Swasta Nurul Falah terhitung mulai tanggal 05 Desember 2022 sampai dengan tanggal 12-12-2022 mengikuti ujian semester ganjil sebagai pra syarat untuk menentukan kemampuan kognitif setelah dilaksanakan proses belajar mengajar selama dalam kurun waktu lima bulan lebih atau satu semester.
Ketua panitia pelaksana ujian kali ini di percayakan kepada salah seorang guru senior yaitu Asnawita juga menjabat sebagai waka kurikulum mengatakan bahwa pelaksanaan ujian bukanlah satu-satunya alat untuk mengukur kemampuan kognisi siswa semata dimana kalau di amati 40 persen penilaian terhadap subjek didik di ambil dari ujian tersebut akan tetapi 60 persen penilaian siswa ditentukan dari jenis penilaian model lain sesuai dengan kurikulum berlaku pada tingkat menengah pertama.
Salah seorang guru bidang studi IPS Darning Sihatma, dia telah lama mengabdi dan berkarir di lembaga pendidikan ini berharap pelaksanaan ujian semester ganjil kali ini setidaknya madrasah kebanggaan kita ini mampu memperbaiki kualitas pendidikan ke arah yang lebih baik didasari pada jenis penilaian objektif. Mengukur kemampuan siswa dilaksanakan sesuai kriteria-kriteria tertentu dari beberapa aspek seperti kognitif, afektif dan psikomotorik. Seorang guru sangat dituntut sehingga mampu mengaplikasikan dalam praktek sehari-hari.
Dia menambahkan saat ini tidak berlaku lagi penerapan evaluasi sangat terkenal dikalangan penggunu ” model renungan suci” sambil bercanda
Mardiati salah seorang wali siswa yang sering menjenguk anaknya hampir setiap hari dan sering mempertanyakan kemajuan anak baik dalam bidang akhlak dan lainya ditemui di madrasah menyebutkan selaku orang tua saya pribadi selalu mendorong anak untuk mem persiapkan diri dalam menghadapi ujian dan mendoakan anaknya sukses kali ini termasuk semua teman-temannya yang lain.
Kepala madrasah Tsanawiyah Swasta Nurul Falah Fauzan juga menaruh harapan yang sama semoga pelaksanaan ujian semester ganjil kali ini betul-betul dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pintanya. (Muhibbul Jamil)
