DAERAH  

Abrasi DAS Arakundo Kian Parah, Sejumlah Rumah Warga Terancam Bencana

Foto : Anggota DPRK Aceh Utara didampingi Babinsa Koramil dan tokoh masyarakat ketika meninjau abrasi DAS Arakundo. Minggu (19/01/foto/dok/ist/Az/hR)

Aceh Utara, haba RAKYAT – Akibat abrasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Arakundo yang kian parah mengakibatkan berapa rumah warga dan tempat ibadah di beberapa desa yang berada dekat kawasan aliran sungai tersebut terancam bencana, jika tidak segera ditanggulangi pemerintah. Oleh karenanya tokoh masyarakat setempat meminta pemerintah segera mencari solusi agar bencana lebih besar dapat dihindari.

Informasi yang berhasil dihimpun media haba RAKYAT, saat ini ada empat kepala keluarga (KK) di Desa (Gampong) Pante Gaki Balee, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara yang terancam bencana bencana jika tidak segera ditanggulangi. Pantauan media ini dari photo-photo yang beredar di grup jurnalis perbatasan. Jarak antara bantaran sungai dengan rumah warga Gampong Pante Gaki Balee dengan bantaran sungai hanya tersisa sekitar 70 centi meter.

Efendi Nurdin Geuchik Gampong Krueng Lingka Kecamatan Langkahan Aceh Utara saat di konfirmasi media ini menyebutkan ada 12 Desa di kawasan DAS Arakundo yang mengalami abrasi setiap tahunnyan. Adapun desa – desa tersebut diantaranya adalah:

  1. Krueng Lingka
  2. Pante Gaki Bale
  3. Simpang Tiga
  4. Matang Rubek
  5. Meunasah Teungoh Selatan
  6. Leubok Mane
  7. Tanjoeng Jawa
  8. Alue Krak Kaye
  9. Tanjoeng Dalam Selatan
  10. Geudumbak
  11. Langkahan
  12. Rumoh Rayek

Efendi mengungkapkan bahwa curah hujan tinggi di kawasan perbukitan Bener Meriah mengakibatkan meluapnya air sungai DAS Arakundo dan abrasi terus terjadi tiap tahun disepanjang DAS terkait dan jalan penghubung atau jalan lingkungan alternatif Kabupaten Aceh Utara di Gampong Krueng Lingka ikut Ambruk. “Selaku kepala desa, kita sudah menyampaikan hal ini ke Kecamatan, bahkan mereka selalu meninjau lokasi,” kata Efendi Noerdin saat dihubungi.

“Tak hanya itu, kita juga telah melaporkan kejadian ini kepemerintah daerah yaitu Kabupaten dan Propinsi. Dan juga telah disampaikan ke anggota DPR RI, mereka malah meminta kami pihak gampong untuk mengurus DID, padahal ini jelasnya bukan kapasitas kami, ” ungkapnya seraya menambahkan. “Tanggul di Desa Rumoh Rayek ikut jebol tiga hari yang lalu”

Geuchik Gampong Pante Gaki Balee ketika konfirmasi wartawan menyatakan belum menerima laporan resmi dari warga terkait abrasi parah tersebut. “Saya baru tahu dari wartawan. Tidak ada warga yang melapor ke saya. Nanti sore, saya akan mengecek langsung kondisi rumah yang terdampak,” sebutnya saat dihubungi awak media pada, Minggu 19 Januari 2025.

Pernyataan Sofyan tersebut, menuai kritikan dari warga setempat yang merasa pemerintah desa kurang sigap. “Pemerintah desa seharusnya hadir di saat masyarakat membutuhkan, bukan menyalahkan warga dengan alasan tidak adanya laporan.
“Semua orang tahu abrasi sungai kian parah di Dusun Pante Sejahtera ini,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Terkait abrasi, Sofyan juga menyalahkan aktivitas penyedotan pasir di sungai sebagai penyebab abrasi. “Kegiatan sedot pasir ilegal ini merusak ekosistem sungai. Kami akan menghentikannya sementara waktu dan berharap pemerintah segera memberikan solusi untuk masalah ini,” tegas Sofyan. .

Namun, pernyataan Geuchik tersebut dibantah oleh Syafi’i, warga Dusun Pante Sejahtera yang rumahnya hampir roboh akibat abrasi sungai. “Penyedotan pasir justru mengurangi abrasi. Kalau tidak ada aktivitas itu, mungkin sejak 2023 abrasi sudah menghancurkan rumah kami. Selain itu, sedot pasir adalah mata pencaharian kami. Pemerintah harusnya mencari solusi, bukan menyalahkan masyarakat miskin,” cetusnya.

Ramlah, melalui perwakilannya, Antikah, juga mengungkapkan kekhawatirannya. “Kami sangat khawatir. Rumah kami sudah hampir jatuh ke sungai. Kalau tidak ada bantuan, kami tidak tahu harus pindah ke mana,” kata Antikah.

Abrasi ini mendesak perhatian serius dari pemerintah daerah. Evakuasi warga terdampak dan upaya penanganan jangka panjang sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusa kan lebih lanjut dan melindungi keselamatan masyarakat

Akibat abrasi sungai yang semakin parah, warga mendesak perhatian pemerintah daerah serius evakuasi warga yang terdampak dan upaya penanganan jangka panjang sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut guna melindungi keselamatan masyarakat.

Anggota DPRK Aceh Utara dari Fraksi Partai Aceh Hamdani asal Langkahan ikut turun langsung ke lokasi dan ia menyatakan kesiapannya membantu warga terdampak dengan menyediakan lahan pribadinya sebagai tempat tinggal sementara. “Keselamatan warga harus menjadi prioritas. Saya mempersilakan warga, termasuk Ramlah, seorang janda yang menghidupi anak-anak yatim dengan pendapatan pas-pasan, untuk membangun tempat tinggal sementara di atas tanah saya,” kata Hamdani saat dimintai tanggapannya.

Babinsa Koramil Langkahan, Syamsyudin yang turut hadir bersama Hamdani, menjelaskan bahwa laporan warga langsung ditindaklanjuti. “Begitu mendapat informasi terkait abrasi, kami langsung turun ke lokasi dan telah melaporkan kejadian ini kepada pimpinan. Kami siap melaksanakan apapun yang diperintahkan untuk membantu warga,” pungkasnya. (Raz/red/hR)