Foto. Moment foto bersama Muamar dan Bayu Reslita didampingi berbagai awak media di Kabupaten Aceh Tengah, dalam penyelesaian miskomunikasi yang terjadi antara Muamar dan Bayu.
Aceh Tengah | haba RAKYAT – Sempat viral diterbitkan berbagai media, konflik antara Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Aceh Tengah dengan salah seorang wartawan, kini mereda.
Kedua belah pihak sepakat, kejadian yang sempat terjadi antara keduanya dilandasi miskomunikasi dan diselesaikan secara kekeluargaan.
Pernyataan itu disampaikan keduanya dalam pertemuan yang dimediasi oleh salah seorang tokoh masyarakat, disaksikan berbagai media bersama Ketua DPC Macan Asia Aceh Tengah, bertempat di BlackBean Coffe, Kamis (24/04/25).
Dari berita beredar sebelumnya, beberapa hari terakhir sempat tersiar kabar bahwa salah seorang anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Aceh Tengah, Muamar, melecehkan profesi wartawan dalam sebuah percakapan dengan salah satu wartawan bernama Bayu Reslita.
Menanggapi hal itu di sela pertemuan antara Amar dan Bayu, Muamar menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya miss komunikasi dan ia mengaku tidak pernah memberikan statement apapun yang menyinggung profesi warrtawan.
Menurut Muamar, ia jelaskan saat kejadian itu bertemu dengan Bayu Reslita di salah satu rumah kerabat, dan saling menyapa dan bercanda.
“Karena saya kenal baik dengan bang Bayu, jadi kami saling bercanda. Dan saya sempat bertanya, Abang wartawan, mana tulisan Abang,” cerita Muamar.
Namun Muamar tidak menduga jika candaan tersebut, dianggap serius oleh Bayu Reslita sehingga setelah kembali dari pertemuan itu, muncul berita bahwa Muamar melecehkan profesi wartawan.
“Pada pertemuan itu, tidak ada sesi wawancara, hanya bahasa candaan. Apalagi saya sampai menyinggung profesi wartawan. Lagian hampir sebagian besar wartawan merupakan mitra dan teman saya,” ungkap Muamar.
Menurut Muamar, persoalan ini, perlu untuk diluruskan sehingga publik atau masyarakat tidak salah dalam menterjemahkan persoalan yang terjadi, terutama di kalangan teman-teman wartawan.
“Disisi lain, kami merasa legowo jika masalah ini, bisa diselesaikan secara baik-baik dan kekeluargaan. Semua terjadi karena adanya mis komunikasi, tapi harus diluruskan juga duduk persoalannya, agar publik paham apa sebenarnya yang terjadi,” imbuhnya.
Muammar menyebutkan, jika dirinya sudah duduk bersama dengan Bayu Reslita untuk mencari jalan damai.
“Kami menghargai niat baik Bang Bayu. Alhamdulillah, sudah menemui titik terang,” sebut Muamar.
Muamar menjelaskan, munculnya persoalan tersebut, tidak lebih karena adanya miss komunikasi, namun Bayu Reslita sepertinya salah dalam menafsirkan kalimat candaan dalam percakapan tersebut.
“Meski begitu, kami sudah sepakat untuk menyelesaikan masalah ini, secara baik. Tentu masing-masing bisa saling mengoreksi agar tidak lagi terulang kejadian serupa yang dapat merugikan masing-masing pihak,” pungkasnya.
Sementara Bayu Reslita, dalam keterangan persnya menyampaikan “Kesalahan pahaman ini menjadi pengalaman antar kedua belah pihak. Secara sadar kita sebagai manusia memiliki khilaf, sehingga terjadi miskomunikasi. Kami telah sepakat masalah yang terjadi sebagai kesalahpahaman semata, dan sudah tuntas dengan adanya pertemuan tadi,” terangnya. (Rel – Erwin)