
Langsa, haba RAKYAT | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Irfansyah memberikan nukilannya pada dinding fecebooknya terkait Hari Pers Nasional (HPN) yang akan digelar 9 Februari 2023 di Sumut.
Dalam goresannya, Irfansyah, menyiratkan betapa pentingnya kehadiran pers di Nusantara ini, bahkan tulisan apiknya juga mendapat respon positif dari para netizen dalam kolom komentarnya.
Berikut tulisan yang disampaikan oleh Dek Pan sapaan akrab dari Irfansyah yang juga legislator termuda dari besutan Partai Aceh itu.
Di hari yang spesial ini, semilir angin membelai lembut padi yang sedang dara. Saya menikmati betul suasana kampung halaman (Kota Langsa–red), tempat segala mimpi tersemai lalu tumbuh, mekar bersamaan ketetapan takdir-Nya.
Beberapa surat kabar, baik lokal maupun nasional menjadi bacaan sehari-hari, untuk melahap setiap informasi. Dari jeritan rakyat yang kesusahan, untuk kemudian dibantu, baik langsung maupun dengan kebijakan. Hingga berita menggembirakan yang datang dari seluruh penjuru gampong-gampong.
Surat kabar cetak saja tidak cukup, di handphone saya juga rajin memantau lalu lintas perkembangan dunia, lewat media online. Layaknya ragam kue yang ada di Rangkang ini, demikian pula informasi. Ibarat kata, Kue Dungok yang enak, tergantung cara ‘ramah’ dan takaran komposisi bahan untuk disatukan.
Begitulah segala informasi. Apa yang sampai ke depan pembaca, telah melewati proses panjang, dari lapangan hingga suntingan meja redaksi. Terimakasih insan pers yang punya komitmen memegang teguh kode etik jurnalistik.
Suara minor dari jelata tersampaikan. Keresahan warga terkabarkan. Pagar dan timbangan untuk sebuah kekuasaan. Disaat yang sama, menjadi corong untuk setiap berita baik, yang gemanya menginspirasi. Tak sungkan, di waktu yang lain, memekik lengking desah publik yang tak berdaya. Itulah pers! unit paling penting dalam konstruksi demokrasi.
Selamat Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023. Untuk teman-teman wartawan yang memilih mengabdikan hidupnya di jalur tersebut, tetaplah berada di jalur yang benar. Karena tangan para juru warta, lewat karya jurnalistiknya, bisa menjaga tumbuh kembang bangsa. Sudah sejak lama, pers menjadi sahabat masyarakat, pun demikian mitra para pemangku kekuasaan. Kerja-kerja pers, sesungguhnya menjadi bagian tak terpisahkan dalam batang tubuh pembangunan nasional.
Makin kemari, tantangan pers kian menanjak. Tapi karena orang-orang bermental baja, dan hati yang terpanggil, profesi ini terus hidup dan Insya Allah abadi. Di era disrupsi, tantangan pers cetak kian menghadapi turbulansi amat dahsyat, tapi masih banyak yang tegak berdiri, meskipun secara industri segalanya tak baik-baik saja.
Tapi zaman tak bisa dibendung, ada masa mungkin kelak, yang cetak benar-benar akan hilang. Hanya saja, secanggih dan secepat apapun media digital, satu-satunya yang tak pernah bisa direnggut dari cetak adalah sensasi harum kertas koran, yang paripurna bersanding dengan momen pagi ditemani kopi.
Sekali lagi, selamat HPN untuk teman-teman wartawan. Terus berpihak pada yang seharusnya, tetap kritis dan inspiratif,” tandas Dek Pan sembari menyeruput kopi hangatnya. (HR 02)