Sigli, haba RAKYAT | Penjabat Bupati Pidie, Ir H. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., mengatakan, ATM menjadi tantangan pembangunan kesehatan di Indonesia, khususnya di Kabupaten Pidie. Hal ini dikatakan pada saat pembukaan kegiatan Kemitraan Pencegahan Pengendalian Aids Tuberkulosis Malaria (ATM) di DeHa Cafe Sigli, Selasa (23/05/2023).
“Saat ini ada 21 kasus HIV/Aids di Pidie yang sedang mendapatkan perawatan dan minum obat secara teratur, beberapa kasus lost follow up, karena itu pasien tidak diketahui dimana keberadaannya,” kata Pj Bupati.
Pj Bupati menjelaskan juga adanya peningkatan temuan kasus TBC saat dilakukan deteksi secara dini oleh petugas kesehatan terhadap masyarakat yang memiliki faktor- faktor risiko.
“Dan untuk kasus malaria Kabupaten Pidie tahun 2016 telah mendapatkan sertifikat eliminasi malaria, namun masih ada beberapa kasus ditemukan di wilayah-wilayah seperti Tangse, Mane, Geumpang, Padang Tiji dan Muara tiga,” sambungnya.
Menurtunya, upaya pencegahan dan pengendalian HIVAids – Tuberkulosis – Malaria memerlukan peran lintas sektor yang cukup signifikan dalam mencapai eliminasi tahun 2030.
Dalam hal ini, Pj Bupati Pidie mengucapkan terimakasih kepada Global Fund to Fight AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (GF ATM ) yang selama ini telah mendukung Kabupaten Pidie dalam Penanganan HIVAids, Tuberkulosa dan Malaria.
“Juga terimakasih kepada saya kepada RSSH (RESILIENT SUSTAINABLE SYSTEM FOR HEALTH) – ADINKES yang hadir hari ini dalam rangka memfasilitasi Pemkab Pidie untuk membangun dan mendorong Kabupaten Pidie untuk duduk merencanakan anggaran tahun 2024 bagi program ATM, dan juga memfasilitasi membangun kemitraan antar lintas sektor,” ucapnya.
Sementara itu, Kadinkes Pidie, dr Arika Husnayanti Aboebakar, Sp.OG (K), mengatakan, kasus HIV/Aids di Pidie, dari data 2006 hingga 2022 mencapai 77 kasus. Dari jumlah ini ada 36 kasus sudah meninggal, lost follow up (malu berobat sehingga berobat di tempat lain sehingga tidak bisa didata) ada sebanyak 20 kasus, sebaliknya yang terfollow up ada 21 kasus sedang dipantau terus.
“Untuk data ini paling banyak di Kecamatan Pidie, usia merata ada juga 18 tahun. Di Kecamatan Pidie ada 19 orang,” katanya.
Kemudian, untuk kasus Tuberkulosis (TB) tahun 2023 total semuanya 312 orang, ini adalah kasus baru tahun ini. Dan untuk malaria tahun 2022 ada satu kasus di Padang Tiji, tapi bukan ril kasus ini ada yang dibawa dari Papua datang ke sini.
“Kasus TB ini jumlahnya sudah turun, sebelumnya tahun lalu sempat 1.176, tahun ini ada 312 orang hingga Mei 2023. Imbauan saya supaya masyarakat mencegah dan meminum obat secara teratur. Yang rentan ini lansia, anak-anak, kita perlu perbaiki lingkungan, perbaikan gizi dan masyarakat yang keluarga terkena TB, kita harus lakukan pencegahan memberi obat kepada anggota keluarga yang berisiko terkena sebagai antisipasi,” terangnya.
Menurut dr Arika, penularan TB sangat cepat apalagi tinggal serumah, maka harus minum obat secara rutin selama enam bulan berturut- turut.
Adapun pertemuan Kemitraan P2 ATM ini turut menghadirkan pemateri dari Adinkes pusat, dr Iskandar Adisaputra MSc, dan Direktur PEIPD Ditjen bina BANGDA kemendagri, Mahardika Mulya. Dan juga pemateri lainnya dari Bappeda dan DPMG Pidie.
Kegiatan di fasilitas oleh GF ATM Dan Adinkes (kordinator program adinkes wilayah Aceh, dr Media Yulizar MPH. (AA/hR)