DAERAH  

Bahas moderasi beragama, FKUB Pidie Kunker ke Subulussalam dan Aceh Tenggara

Sigli,haba RAKYAT I Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pidie bertolak ke Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Tenggara, temui Kakan Kemenag dan Pengurus FKUB di kedua daerah tersebut. Kegiatan selama dua hari ini, sejak 21 hingga 24 Januari 2025 untuk saling tukar informasi terkait moderasi beragama.

Kegiatan ini diawali pertemuan dengan Kakan Kemenag dan Pengurus FKUB Subulussalam, Rabu (22/01/2025), Kakan kemenag Subulussalam, Marwan Z, S.Ag., M.H , pada kesempatan itu turut didampingi oleh Kasubbag TU, Zamhuri, S.H.I., M.H , Aab Syihabuddin SAg MAg selaku, Kasi penyuluh, Aab Syihabuddin, S.Ag., M.Ag.

Sedangkan dari FKUB dihadiri oleh Ketua, Karlinus selaku ketua, kemudian para anggotanya, Arianto Anak Ampun, Abdul Razak dan Syarkawi Nur.

Setelah pertemuan di Subulussalam, FKUB Pidie yang terdiri dari, Ketua, Drs. Sayuti Mukhtar, M.M., Wakil Ketua, Junaidi Ahmad, S.Pd.I., M.H., Sekretaris, H. Hasanuddin, S.Ag., para Anggota, Tarmizi, S.Pd., dan Idris Ismail, S.Ag., melanjutkan pertemuan dengan Kakan Kemenag dan Pengurus FKUB Aceh Tenggara, Kamis (23/01/2025) pagi.

Dalam kunjungan ini diterima langsung oleh Kankemenag, Syaiful, S.Pd.I., Kasubbag TU, Ridwan Aziz, ketua FKUB, Tgk. Badrudin dan para wakil ketua, Tgk. Rusli Muhammad serta Tgk. Syukran.

Ketua FKUB Pidie, Drs. Sayuti Mukhtar, mengatakan, pertemuan tersebut dalam rangka tukar informasi terkait kerukunan umat beragama di tengah masyarakat Subulussalam dan Aceh Tenggara.

“Kunjungan di kedua daerah ini akan menambah wawasan kita tentang kerukunan beragama, dimana antar umat beragama di kedua tempat ini cukup harmonis, kerukunan di sana cukup terjaga”, jelas Drs. Sayuti.

Dari pertemuan FKUB Pidie dengan Kakan Kemenag dan FKUB, terungkap bahwa ada lima agama yang dianut masyarakat Subulussalam, dan antar umat ini rukun-rukun saja.

Selama 20 tahun terakhir, kata Sayuti, keharmonisan umat yang berbeda keyakinan ini cukup terjaga. Tentu hal ini tidak terlepas dari pendekatan sosial yang melibatkan berbagai unsur di Kota Subulussalam.

Halnya di Aceh Tenggara, mereka di sana tetap konsisten menjaga kerukunan dan keharmonisan yang telah terbina dengan baik.

“Jadi tujuan kita bertandang ke Subulussalam dan Aceh Tenggara untuk mendengar dan melihat langsung diantara masyarakat di kedua daerah ini yang berbeda keyakinan, tetapi mereka bisa hidup berdampingan. Inilah yang menjadi bahan kajian kita nantinya”, terang Ketua FKUB Pidie, Drs. Sayuti.(AA/hR)