Tapsel, haba RAKYAT
Dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas kopi di bumi Tapanuli Selatan, khususnya daerah Sipirok Narobi, Bupati Tapanuli Selatan, H. Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, Spt.MM, bersama beberapa kepala dinas, menghadiri bincang tipis dengan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis kopi Tapanuli Selatan (MPIG-KTS) di Batu Kopi Situmba. Irwan Alimuddin Batubara, S.Pd, pimpinan MPIG-KTS, mengusulkan agar kopi menjadi salah satu ikon atau bahkan ikon tunggal di bumi dalihan natolu Tapanuli Selatan.
Dalam perbincangan tersebut, Bupati Dolly Putra Parlindungan Pasaribu memberikan respon positif terhadap usulan MPIG. Ia merasa tergugah dengan ide kelompok MPIG yang berencana menjadikan tanaman kopi dari berbagai jenis sebagai salah satu komoditas primadona di Tapanuli Selatan, khususnya di Sipirok Narobi.
Bupati Dolly mengapresiasi hasil survei MPIG yang menunjukkan bahwa output biji kopi di Tapanuli Selatan mencapai total 70 ton per minggu. “Dari jumlah tersebut, jika dikalikan dengan 52 minggu, maka dapat kita cermati berapa jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bisa diperoleh dalam satu tahun anggaran,” tegas Irwan Batubara, S.Pd.
Kepala Dinas Perindustrian yang hadir pada acara tersebut sangat antusias mendengarkan informasi yang disampaikan oleh MPIG, yang selama ini kurang terendus oleh mereka. Fahmianto Simatupang menyarankan agar perbincangan ini ditindaklanjuti dan tidak berhenti pada tingkat wacana saja. “Jika perlu, harus dibuat peraturan daerahnya sebagaimana yang saya pantau di Aceh,” tambah Yusuf Hutasuhut, S.Pd.
Hadir dalam bincang tipis ini antara lain, Kepala Dinas Tarukim, Sekretaris Dinas Pertanian, Kepala Dinas Perindustrian, Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan, serta sejumlah tokoh media seperti Mora Siregar dari Perwasi Tapsel, Baginda Siregar dari PWRI Tapsel, dan sejumlah anggota masyarakat Luat Situmba dan kelompok MPIG Tapsel.
Acara bincang tipis ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menjadikan kopi sebagai ikon Tapanuli Selatan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi yang dapat mendongkrak perekonomian daerah. (Rahmat Nduru)