DAERAH  

BPK Wilayah I Aceh Gelar Festival Permainan Rakyat se-Kabupaten Pidie, Plh Sekda Mewakili Pj Bupati Ikut Teut Beudee Trieng

Sigli,haba RAKYAT | Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Aceh (BPK Wilayah I), Sabtu 24 dan Minggu 25 Agustus 2024 menyelenggarakan Festival Permainan Rakyat se-Kabupaten Pidie.

Festival ini merupakan program kolaborasi antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Disdikbud Pidie, dan Disparpora Pidie yang berlangsung di Pidie Convention Center (PCC) Sigli.

Pembukaannya Festival yang disaksikan ribuan orang ini, Sabtu (24/08/2024) ditandai dengan Teut Beudee Trieng oleh Kadis Budpar Aceh, Plh Sekda Pidie, Kepala BPK Wilayah I Aceh, Kepala BPMP Aceh, mewakili KORMI Aceh, Wakapolres Pidie, mewakili unsur Forkopimda Pidie, Ass I Setdakab Pidie, serta Kadisdikbud Pidie.

Usai acara pembukaan ditandai Teut Beudee Trieng, dilanjutkan dengan penampilan tarian oleh sanggar tari yang pernah tampil diberbagai even lokal maupun nasional.

Dan kemudian, seluruh pejabat dan tamu undangan yang berhadir turut menyaksikan pertandingan perdana permainan Tarek Situek oleh para peserta yang sudah terjadwal oleh Panpel dengan penilaian oleh Dewan Juri Festival.

Dalam laporannya, Kepala BPK Wilayah I Aceh, Piet Rusdi, S.Sos., menyebutkan, Festival Permainan Rakyat se-Kabupaten Pidie tahun 2024 ini adalah kegiatan BPK Wilayah I Aceh dalam rangka pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan kebudayaan, khususnya nilai penanaman budaya dan pelestarian tradisi yang ada dalam masyarakat Pidie.

Dan khususnya permainan Geudeu- geudeu yang telah diajukan oleh Pemerintah Aceh sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Nasional pada tahun 2023.

Selain itu, kata Piet Rusdi, kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI dan menyambut kemeriahan Pekan Olahraga Nasional XXI yang diselenggarakan di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Permainan rakyat ini diselenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penanaman nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat, terutama generasi muda, yakni Generasi Z (generasi internet yang lahir sejak 2010) supaya lebih mencintai permainan tradisional yang sesuai dengan karakter dan jati diri mereka.

Festival permainan anak bermaksud untuk pelestarian nilai budaya sekaligus membuka kesempatan kepada anak-anak Generasi Z untuk meraih prestasi juga sebagai pondasi untuk mencintai permainan rakyat yang bisa membawa mereka ke event olahraga rekreasi masyarakat tingkat nasional maupun international di masa depan.

BPK Wilayah I Aceh menyelenggarakan Festival Permainan Rakyat Tahun 2024 dengan tema “Bermain, Mengukir Prestasi, Memajukan Tradisi”. Festival Permainan Rakyat tahun ini mengalokasikan total hadiah sebesar Rp100.000.000,00 (Seratus juta rupiah) ditambah tropi kepada para juara dan juara umum dari seluruh permainan.

Kategori permainan rakyat yang difestivalkan kali ini, yaitu kategori lomba perorangan untuk anak-anak, lari balok putra, egrang perseorangan putra dan putri. Selain itu, lomba untuk tim, yaitu, terompah panjang putra dan putri, egrang estafet putra dan putri, hadang putra dan putri, tarik tambang putra dan putri, dan tarek situek atau tarik upih pinang putra.

Sedangkan festival permainan rakyat untuk kategori umum dewasa adalah permainan Geudeu- geudeu dan Geulayang tunang. Peserta festival permainan rakyat kali ini sebanyak 1.134 anak SD setingkat se-Kabupaten Pidie, 4 komunitas Geudeu- geudeu dari beberapa kecamatan di Kabupaten Pidie dan 100 tim Geulayang Tunang Se-Kabupaten Pidie, demikian laporan Kepala BPK Wilayah I Aceh.

Acara ini dibuka oleh Pj. Gubernur Aceh, diwakili oleh Kadis Budpar Aceh, Almuniza Kamal, S.STP., M.Si, yang dalam arahannya menyebutkan, upaya pembinaan untuk meningkatkan kecintaan anak-anak khususnya ‘Gen Z’ sebagai generasi internet kepada permainan tradisional yang mengandung nilai budaya bangsa, diharapkan mampu menumbuhkan sikap saling menghargai antar sesama, saling berkompetisi, berkreasi dalam mengatur strategi.

Serta menjunjung sportivitas, berjiwa besar saat mendapatkan kemenangan dan menerima setiap kekalahan, sehingga menjadi dasar bagi pembentukan jatidiri dan karakter anak bangsa dimasa mendatang sebagai manifestasi peran dan fungsi dari permainan rakyat ini.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang gemar bermain (Homoludens), namun kita juga harus menyediakan ruang publik untuk mendidik Generasi Z pada hari ini.

Sebagai orang tua, semua harus kreatif dan inovatif dalam menciptakan dan memberi ruang serta apresiasi kepada anak-anak untuk dapat bermain permainan tradisional, karena disisi lain perubahan zaman sangat cepat karena perkembangan teknologi informasi yang semakin maju di era kekinian.

Perubahan teknologi dan informasi terjadi setiap saat dalam waktu yang sangat cepat, bahkan terus berubah dan menguasai seluruh ruang kehidupan pribadi kita, termasuk menembus semua sekat-sekat kepantasan dalam permainan global yang ditawarkan secara online kepada anak-anak kita.

Hal ini tentu saja bisa mengubah pola pikir serta gaya hidup pada anak-anak kita, sehingga mereka kehilangan arah dan berprilaku serba instan. Untuk itu, diperlukan benteng yang kuat untuk pertahanan dari seluruh sisi, termasuk pertahanan budaya yang kokoh melalui pagar adat dan tradisi kita.

Salah satunya melalui permainan rakyat seperti yang diselenggarakan oleh BPK Wilayah I Aceh ini. Nilai-nilai budaya seperti ini perlu ditanamkan dan dilestarikan oleh masyarakat kita.

Dan, bukan hanya itu saja, upaya pembinaannya juga harus terus bergulir dengan terus bergilir sehingga estafet pembinaan permainan rakyat dari kabupaten/kota di Aceh terjamin kesinambungannya sebagai upaya pelestarian nilai budaya bangsa melalui permainan rakyat oleh seluruh stakeholder terkait dari Kabupaten/Kota di Aceh, pungkas Almuniza Kamal.

Sementara itu, dalam penyampaiannya Plh Sekda, Firman Maulana, S.STP. M.A.P., yang mewakili Pj Bupati Pidie mengatakan, bahwa permainan rakyat tradisional ini harus terus kita jaga dan kita lestarikan, terutama kepada anak-anak agar nilai-nilai luhur dalam permainan tradisional terus terwariskan ke generasi-generasi berikutnya.

Dengan Kegiatan ini berlangsung, semoga dapat membangun animo masyarakat, khususnya generasi muda dalam menggali, mengenali dan memahami nilai-nilai yang tersirat dan tersurat dari permainan rakyat yang ada dengan kearifan serta tata nilai yang khas, mencintai dan bangga memainkannya.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Sultan Iskandar Muda “Matee Aneuk Meupat Jeurat, Gadeuh Adat Hana Pat Tamita”. Inilah bukti komitmen Pemimpin Aceh terdahulu dalam mempertahankan adat dan budaya kita, ungkap Plh Sekda Pidie, Firman Maulana.

Usai pembukaan kegiatan, Kadisdikbud Pidie, H. Yusmadi Kasem, kepada awak media ini menyampaikan bahwa Anak-anak sekolah sangat gembira dengan kegiatan ini. Apalagi dilaksanakan menjelang pelaksanaan PON Aceh-Sumut dan peringatan Hari Lahir Pidie.

Pj Bupati juga memberikan respon yamg sangat positif atas pelaksanaan kegiatan ini, dan menugaskan kami agar Festival Perlombaan Rakyat untuk anak sekolah dijadikan agenda tahunan dimasa yang akan datang, ungkap H. Yusmadi Kasem.

Turut hadir Kepala Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Aceh, Dr. Muhammad Anis, S.Si., M,Si., mewakili Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI), Wakapolres Pidie, Kompol Misyanto, S.E., M.Si., bersama yang mewakili unsur Forkopimda, Asisten II Kabupaten Pidie Ir. H. Tarmizi Ismail, Staf Ahli Hukum Pidie Jaya Iskanda.

Kemudian para Kepala SKPK, para Camat, pejabat Disdikbud Pidie, para Kepala dan Guru se-Kabupaten Pidie, para Guru Pendamping dari 27 Koordinator K3S se-Kabupaten Pidie, serta juga para Dewan Juri Festival Permainan Rakyat Se-Kabupaten Pidie.(AA/hR)