
Sigli,haba RAKYAT I Malam belum sepenuhnya larut ketika Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah, S.H., M.H., bersama istri, Hj. Rohana Sarjani, S.TP., dan rombongan dari Sigli tiba di pos pengungsian utama yang menampung lebih dari 400 warga terdampak banjir bandang di Desa Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Pidie.
Suasana gelap. Lampu-lampu darurat menggunakan genset kadang redup, serta aroma tanah basah menjadi saksi betapa beratnya situasi yang dihadapi masyarakat setelah bencana banjir bandang menerjang kawasan tersebut, demikian disampaikan Jubir Bupati Pidie, Andi Firdhaus, S.H., C.P.M., kepada sejumlah awak media, Jum’at pagi (05/12/2025).
Sejak memasuki area posko pada Rabu sore (03/12/2025), bupati langsung menyapa para pengungsi tanpa protokol berlebih. Ia memeriksa logistik, dapur umum, layanan kesehatan, lalu menuju meunasah tempat sebagian besar keluarga bermalam.
“Dalam kondisi sederhana itu, terlihat beberapa anak tidur sambil dipeluk ibunya, sementara laki-laki dewasa berkumpul membahas kondisi rumah masing- masing yang rusak berat dan bahkan hilang sama sekali,” ungkap Andi Firdhaus, yang akrab disapa Andi Lancok.
Memilih Menginap Bersama Warga
Seusai meninjau sejumlah fasilitas darurat, bupati menyatakan niatnya untuk bermalam di tenda pengungsi. Namun bupati menegaskan bahwa kehadirannya adalah bentuk empati sekaligus cara untuk memantau penanganan darurat secara langsung.
“Saya ingin memastikan penangan bencana ini cepat dan tepat sasaran, korban perlu dibantu sesegera mungkin,” kata Bupati H. Sarjani Abdullah, jelas Andi Lancok.

Andi Lancok juga menuturkan, bahwa dalam percakapan dengan warga, bupati banyak mendengarkan. Ia mendengar kebutuhan warga, menanyakan kondisi balita dan lansia, serta memastikan bahwa pos kesehatan yang dikelola tim medis siap siaga sepanjang malam.
Di pos kesehatan, bupati berdialog dengan tenaga medis yang menangani warga yang mengalami diare ringan, demam, dan keluhan pernapasan akibat udara lembap.
“Pastikan obat- obatan mencukupi dan pengawasan terhadap anak-anak dilakukan lebih intensif. Mereka paling rentan terkena penyakit di situasi seperti ini,” tegas H. Sarjani Abdullah.
Dalam penyampaiannya, Andi Lancok mengatakan, bahwa bupati juga berkoordinasi dengan relawan BPBD dan Dinas Sosial terkait kebutuhan tambahan, seperti tenda darurat, selimut, alas tidur, dan popok untuk bayi. Ia meminta agar distribusi dari gudang logistik kabupaten dipercepat meski kondisi cuaca masih berubah- ubah.
Suara Hati Pengungsi
Bagi warga, kehadiran bupati bukan hanya soal kebijakan atau instruksi. Malam itu, ia menjadi tempat mencurahkan keresahan warga terdampak. Seorang lansia, Agus Abu (75), yang juga Tuha Peut Desa setempat.
Dengan memegang tangan bupati sambil mengungkap perasaannya, lalu menceritakan bahwa sebanyak tujuh rumah dibawa banjir bandang, dan puluhan rumah lainnya rusak berat.
Bupati merangkulnya dan menenangkan, mengatakan bahwa pemerintah akan secepatnya membantu pemulihan rumah- rumah warga setelah bencana ini.
“Beliau duduk bersama kami, makan apa yang kami makan, dan begadang bersama sampai larut. Kami merasa tidak sendiri,” ungkap Agus Abu, pada saat itu, kata Andi Lancok.
Disela kebersamaan, warga bersama bupati ikut serta memasak makanan Leumang khas daerah setempat. Larut dalam cerita bencana dan rencana pemulihan yang akan dilakukan selanjutnya oleh pemerintah.
Pada penanganan sementara ini, ia juga menyampaikan bahwa alat berat sudah didatangkan untuk membersihkan endapan lumpur dan akses transportasi yang terhambat akibat banjir bandang yang terjadi pada 26 November lalu.
“Yang utama adalah keselamatan warga. Pemerintah bekerja maksimal dan kita akan terus berada di lapangan sampai keadaan kembali normal,” sebut bupati.

Selain penanganan langsung, Pemerintah Pidie sebelumnya juga telah menetapkan status tanggap darurat. Semua OPD terkait diperintahkan bekerja maksimal, baik penanganan masa panik maupun pasca bencana.
Pemerintah akan melakukan pendataan kerusakan rumah, fasilitas umum, serta menghitung kebutuhan rehabilitasi jangka pendek dan jangka panjang.
“Ini bukan hanya bencana bagi warga, tapi ujian bagi kita semua. Saya ingin memastikan bahwa pemerintah hadir dari awal hingga akhir, dari darurat hingga pemulihan,” demikian ungkap Andi Lancok, mengutip ucapan Bupati H. Sarjani Abdullah.
Update Data Posko Penanggulangan Bencana Alam Hidrometeorologi Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh
Berikut laporan pantauan data penanggulangan Bencana Alam Hidrometeorologi di Posko Bebcana Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, pada Kamis, tanggal 04 Desember 2025, hingga pukul 15.04 Wib, disampaikan oleh Jubir Bupati Pidie, Andi Firdhaus:
- Wilayah Terdampak: 17 desa/178 desa
- Korban Terdampak: 14.986 KK/ 43.900 Jiwa.
Pengungsi:
7.573 KK/ 24.369 jiwa
1.Tangse
Gp.Blang pandak 1 titik
422 kk dengan 1.021 jiwa
2.Mutiara timur
Gp.jojo 1 titik
1.152 kk dengan 3.770 jiwa
3.Mutiara
Gp.dayah 1 titik
1.579 kk dengan 5.033 jiwa
4.Kembang tanjong
Gp. puuk 1 titik
545 kk dengan 2.040 jiwa.
Kerusakan Rumah;
Rusak Berat: 41
Ringan: 3
Terendam: 14.371 rumah
Sekolah
Rusak Berat: 1
Dayah:
Rusak Berat: 1
Instansi Pemerintah:
Terendam: 4
Kerusakan Jalan:
Jalan Negara: 50 m
Jalan Prov: 20 m
Kab: 200 m
Desa; 1.600 meter
Jembatan Permanen:
Rusak Berat: 1
Ringan: 1
Jembatan Gantung:
Rusak Berat: 1
Ringan: 1
Bendungan Irigasi:
Rusak: 7 rusak berat
Daerah Aliran Sungai:
Longsor: 990 meter longsor
Saluran Irigasi
Rusak: 1.200 meter
Lahan Pertanian:
Terendam: 828 hektar
Rusak: 1 hektar
Kerusakan Perikanan:
Tambak: 1.794 Hektar
Saluran: 2.864 Meter
Korban Meninggal: 2 orang.
Demikian informasi ini disampaikan oleh Jubir Bupati Pidie, Andi Firdhaus, untuk diketahui semua orang.(AA/hR)
Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.













