Bupati Gus Irawan Pasaribu usai berkunjung ke BPKP (Badan Pengawas Keuangan Pembangunan) Sumatera Utara di Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (28/4/2025). Foto : Rahmat Nduru/haba RAKYAT.
TAPANULI SELATAN – haba RAKYAT l Setelah viral melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Puskesmas Pintu Padang beberapa hari yang lalu dengan video yang beredar di semua media sosial termasuk facebook, IG, tiktok hingga X, Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Gus Irawan Pasaribu akhirnya melakukan tindakan tegas, setelah melalui proses pemeriksaan oleh Inspektorat.
Tidak saja kepada Kepala Puskesmas yang disidak tetapi juga kepada satu orang Kabid di Dinas Pendidikan, dan satu lagi di Dinas Perdagangan.
Selain memecat tiga pejabat itu dari jabatannya, Bupati Gus Irawan Pasaribu juga akan terus bersih-bersih terhadap semua ASN yang melakukan pelanggaran di lingkungan Pemkab Tapsel.
Hal itu disampaikan Bupati Gus Irawan Pasaribu usai berkunjung ke BPKP (Badan Pengawas Keuangan Pembangunan) Sumatera Utara di Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (28/4/2025).
Bupati Gus Irawan Pasaribu mengatakan, “Saya sudah berhentikan itu yang di puskesmas. Kepala puskesmasnya ternyata begitu, saya perintahkan diperiksa oleh Inspektorat ternyata orang ini sebelumnya sering bermasalah.
Lanjutnya, “Temuan saya di situ bahwa Tapsel sudah UHC (Unviersal Health Coverage) gitu ya. Mendeklarasikan bahwa dengan KTP bisa berobat gratis. Eh, ternyata di sana masih ada yang bayar,”.
Ini boleh jadi berlaku juga kepada puskesmas lainnya. “Jangan coba-coba, karena sudah diingatkan hentikan. Kalau masih dilakukan kita akan tindak tegas”.
“Nanti kita lihat, kita akan dalami terus ini. Itu juga ketemu di sektor pendidikan. Saya terinformasi bahwa ada kepala bidang di Dinas Pendidikan mengancam. Dia ancam kepala sekolah motifnya menarik duit. Bahwa kalau mau bertahan kasi setoran. Ini juga sudah diberhentikan, Selevel Kepala Bidang,” tegas Bupati Gus Irawan Pasaribu.
Lalu ada juga Kepala Bidang di Dinas Perdagangan. Ini main-main di iuran-iuran pasar. Kalau untuk yang namanya Fraud, penyelewengan, menyangkut uang, itu nggak ada maaf. Tidak ada, mohon maaf ya. Karena itu sangat merusak. Ini penyakit kronis yang harus diamputasi”.
“Saya akan sangat concern di semua bidang. Tetapi di sektor kesehatan dan pendidikan itu prioritas. Karena mereka menyedot APBD Tapsel hingga 46 persen, masa iya anggaran banyak mereka habiskan, tetapi layanan tidak maksimal,” ujar Gus Irawan Pasaribu.
Bupati Gus Irawan Pasaribu menyampaikan tindakan terhadap indisipliner ini akan terus dilakukan. Bahkan ketika ditanya jika berhubungan dengan kerabatnya, saudara atau bagian dari keluarga, atau juga titipan keluarga pejabat, dia tegas menjawabnya.
“Mohon Maaf, misalnya dengan keluarga, ya saya pegang teguh dalihan na tolu, tetapi dalam penerapan aturan nggak ada dispensasi karena hubungan darah, hubungan keluarga, nggak ada. Aduh mohon maaf, nggak akan ada dispensasi. Saya hanya bisa sampaikan, nggak bisa ditervensi lah,” ungkapnya.
Gus Irawan Pasaribu mengaku, turut prihatin dan mohon maaf kepada masyarakat dengan kondisi pelayanan publik yang terjadi di Tapsel.
Sambungnya, “Semua instansi yang coba main-main dengan layanan publik, akan kita tertibkan,” pungkas Bupati Tapsel, ini berencana mendigitalisasi seluruh pelayan publik di Tapsel katanya.
Mantan Direktur Utama Bank Sumut tiga periode ini mengakui setelah dua bulan bertugas di Tapsel lalu melihat lebih jauh ke dalam ada banyak hal yang harus diperbaiki, katanya.
Ia mengatakan, Apalagi di salah satu visi misi untuk Tapsel yang disebut Panca Cita adalah reformasi birokrasi. “Ini ternyata temuan saya itu, sudah menyangkut sikap mental. Sikap mental dan juga sistem internal control masih lemah.”
“Karena itu saya banyak berdiskusi, misalnya ini sedang ada audit BPK. Mereka Ramadhan lalu sudah masuk untuk Interim Audit, kemudian datang lagi 14 April ini. Saya banyak berdiskusi dengan mereka. Apa yang mereka temukan dan yang saya temukan mirip. Sistem internal control kita sangat lemah,” kata dia.
“Hari ini saya ke BPKP, karena saya sedang berpikir untuk melakukan review dan ingin memperbaiki sistem internal control tadi itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Apalagi tiga hari lalu dia diminta menandatatangani SK pembentukan tim penilaian mandiri terkait dengan SPIP (sistem pengendalian internal pemerintah).
“Malu saya pernah jadi ketua Ikatan Akuntan Indonesia Sumut 2 periode dan di belakang nama saya Ak, CA tapi tidak bisa membenahi sistem ini di Tapsel,” kata anggota DPR RI.
Semua itu kemudian dipadukan dengan hasil sidak. “Sidak yang saya lakukan memunculkan banyak temuan. Saya simpulkan memang sikap mental tidak mudah diperbaiki. Sistem pengendalian bisa diciptakan lah, tapi mengubah sikap mental manusia ini yang kemudian harus paralel dilakukan.
Nanti sistem pengendaliannya dirumuskan dan tentu butuh satu komitmen kuat dari setiap pimpinan OPD untuk memastikan sistem itu dijalankan oleh seluruh pelaksana tugas,“ terang Gus Irawan.
Bupati Gus Irawan Pasaribu bicara lebih tegas, bahwa tindakan pemecatan yang dilakukan itu sudah diumumkan sebelumnya, bahkan di hari pertama memimpin apel pegawai di Kantor Bupati Tapsel.
“Saya sudah sampaikan bahwa warisan APBD yang ada itu sebetulnya, kalau penghematan sih tidak terlalu membebanilah, karena itu kan menggeser anggaran ke sektor yang lebih prioritas. Meskipun memang pengurangan terjadi dari transfer dari pusat ke daerah, DAU, DAK berkurang di Tapsel sebesar Rp.113,5 miliar,” sebutnya.
Tetapi sesungguhnya ruang fiskal yang terkoreksi sangat dalam menjadi sangat sempit disebabkan peningkatan belanja pegawai yang untuk 2025 meningkat sebesar Rp. 200 miliar. “Karena itu belanja modal di Tapsel hanya tinggal 5 persen-an saja. Padahal kalau dulu itu masih ada hampir 30 persen”.
“Ini yang sangat membebani dan fixed cost. Tidak ada solusi kecuali pegawainya pensiun atau berkurang. Karena itu saya sampaikan bahwa peningkatan belanja pegawai, karena banyaknya tenaga honor ke P3K sudah berproses. Saya tentu tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan”, katanya.
Sambungnya, Karena hal ini sudah menggerus APBD sampai sebesar Rp. 200 miliar, serta pengurangan DAK-DAU Rp. 113 miliar lebih, maka total mencapai Rp. 313,5 miliar, yang membuat belanja modal termasuk belanja infrastruktur untuk kepentingan masyarakat menjadi sangat minim.
“Karena itu saya sampaikan jangan ada mark up apalagi yang fiktif, itu sama sekali tidak dapat ditolerir. Saya juga mengajak seluruh ASN di Tapsel yang berjumlah 7.000 separuh PNS dan separuhnya lagi P3K untuk mengkompensasi minimnya belanja Infrastruktur, di 2025 ini kita tingkatkan kualitas pelayanan birokrasi,“ papar Bupati Gus Irawan Pasaribu saat menutup pembicaraan.
Rahmat Nduru/hR