DAERAH  

Di Baktiya Barat, Khatib Ajak Jamaah Pahami Proses Idul Fitri

Tgk. Mawardi, SH, saat menyampaikan khutbah Hari Raya Idul Fitri, Rabu (10/04) di Masjid Baitul Mukhlisin Sampoyniet Kecamatan Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara. (Foto/ hR/ Yoes)

Aceh Utara, haba RAKYAT
Tidak kurang dari 1.200 jamaah, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa hadir menunaikan ibadah shalat Idul Fitri di masjid Baitul Mukhlisin Sampoyniet Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, Rabu (10/04).

Para jamaah mulai berdatangan sejak menjelang shalat subuh, dan sekira pukul 06.45 WIB telah memenuhi shaf demi shaf, karena pelaksanaan shalat Idul Fitri dimulai pukul 07.15 WIB sebagaimana telah diumumkan sebelumnya oleh Imam Masjid setempat, Tgk. Muhammad, S.Pd.I.

Pelaksanaan shalat Hari Raya Idul Fitri diimami oleh Tgk. Mawardi, SH Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Tanah Luas, sekaligus mengisi khutbah hari raya.

Turut hadir Muspika Baktiya Barat, sejumlah pimpinan dayah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, BKM serta Remaja Mesjid setempat.

Dalam khutbahnya, Tgk. Mawardi menyampaikan tentang pemahaman proses Idul Fitri dan mengajak jamaah untuk memahami Idul Fitri yang sedang dilalui ini.

Dikatakannya, orang yang berpuasa, melaksanakan tarawih, tadarus dan senantiasa beritikaf, serta pagi hari raya melaksanakan shalat ‘ied, maka Allah Swt akan memberikannya sertifikat.

“Keluar dari Ramadhan dan masuk ke bulan Syawal, laksana seorang bayi yang lahir dan kembali kepada fitrahnya,” ujar sang Khatib.

Berhari raya, bukan hanya mengenakan sesuatu yang baru, seperti pakaian dan kenderaan, tetapi bagaimana ketaqwaan dan keimanan kita bertambah.

Lanjutnya, menunaikan zakat fitrah merupakan realisasi dari puasa, dan usainya bulan Ramadhan terjadi perubahan pada diri kita ke arah yang lebih baik lagi.

Selain itu, kata khatib, hendaklah sempurnakan bilangan puasa mu, hendaklah mengagungkan Allah dengan bertakbir.

Proses Idul Fitri selanjutnya adalah shalat sunat dua rakaat (shalat ‘ied) dan saling bermaafan, terutama dengan orangtua kita.

“Tidak berarti segala-galanya bila hati orangtua kita terluka, maka usai shalat ‘ied dan mendengar khutbah, segera bergegas menemui orangtua kita,” harapnya.

Ia menambahkan, apabila mereka (ayah dan ibu) telah tiada, maka ziarahi pusaranya, dan bila masih hidup berkunjunglah serta sujud memohon maaf serta doa restunya.

“Jadikanlah Idul Fitri momen untuk mengukuhkan kemenangan spiritual umat muslim, bahwa sejatinya hari raya bukanlah milik orang yang hanya memiliki pakaian baru, melainkan milik orang yang ketakwaannya bertambah dan menjauh dari perbuatan dosa,” pungkasnya. (Yoes)