
Sigli,haba RAKYAT I Dalam rangka Peuingat Uroe Lahe atau Hari Jadi (Hajad) ke-514 Pidie Tahun 2025, DPRK Pidie gelar rapat paripurna istimewa di ruang sidang utama, yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRK Pidie, Anwar Sastra Putra, S.H., didampingi oleh pimpinan dan anggota dewan lainnya, Rabu (17/09/2025), dan sidang paripurna istimewa ini dinyatakan terbuka untuk umum.
Dalam pengantarnya, Ketua DPRK mengatakan bahwa, Kabupaten Pidie sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Provinsi Aceh memiliki sejarah
panjang dan kaya akan nilai-nilai luhur budaya, perjuangan serta peradaban Islam yang kokoh.
Kehidupan masyarakat Pidie yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan Agama islam telah membentuk identitas yang khas dan bermartabat.
Untuk melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya, serta untuk memberikan kepastian hukum dan mengingatkan seluruh lapisan masyarakat akan identitas diri dan nilai- nilai historis, maka pada bulan Agustus Tahun 2025 yang lalu, Pemkab bersama DPRK telah menyetujui untuk ditetapkan Rancangan Qanun tentang Uroe Lahe Pidie menjadi Qanun.
Penetapan Hari Jadi Pidie ini merupakan wujud penghormatan terhadap jejak sejarah Kerajaan Pedir, dimana pada tanggal 22 Jumadil Akhir 917 Hijriah atau 18 September 1511 masehi, telah menjadi sebuah kerajaan Islam yang berdaulat dengan pusat tata pemerintahan yang menjadi patokan awal segala kegiatan.
Momentum ini menandai titik awal eksistensi suatu wilayah dan masyarakat yang telah berkehidupan secara ekonomis, sosial, politik, kultural, dan beradab, yang kini dikenal sebagai Kabupaten Pidie.
Pidie hari ini telah berusia 514 tahun, sebuah jejak sejarah yang sangat panjang dan perlu terus dijaga serta dilestarikan. Banyak bukti warisan purbakala dan sejarah Pidie yang hilang, maka perlu kiranya dilakukan penelitian mencari jejak, menyelamatkan dan inventarisasi objek-objek yang masih ada dengan pendekatan arkeologi dan sejarah, yang sangat berharga bagi penentuan
sebuah identitas dan jatidiri.
Sejarah panjang Kerajaan Pedir yang luar biasa harus terus dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus di Kabupaten Pidie.
Puncak dari pelestarian tersebut tidak hanya memunculkan rasa bangga akan pencapaian yang didapat oleh para pendahulu, namun semangat serta jiwa heroisme mereka juga mesti diwariskan sebagai kekayaan moril dan spritual.
Warisan jiwa dan semangat para pendahulu Pedir diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembentukan dan pengembangan karakter masyarakat Pidie sesuai dengan Tema Uroe Lahe ke-514 Pidie yaitu “Mulia Ngen Reusam, Meugah Ban Adat, Meusyuhu Lam Syariat,” demikian pengantar Ketua DPRK Pidie, Anwar Sastra Putra.
Dalam pidato Bupati Pidie, H. Sarjani Abdullah, S.H., M.H., pada Perayaan Hari Jadi je-514 Pidie dalam rapat paripurna istimewa DPRK Pidie, yang disampaikan oleh Wakil Bupati Al Zaizi Umar, bahwa kami mengharapkan Perayaan Hari Jadi ke-514 Pidie harus kita jadikan momentum untuk menunjukkan identitas Kabupaten Pidie yang beradab, bersyariat, dan berbudaya.
Uroe Lahe Pidie ditetapkan Berdasarkan Peraturan Bupati Pidie Nomor 36 Tahun 2024 tentang Peringatan Hari Jadi Pidie. Pada tanggal 18 September 1511 Masehi atau bertepatan dengan 22 Jumadil Akhir 917 Hijriah.
Maka dengan ditetapkan tanggal tersebut, kini Kabupaten Pidie berusia 530 Tahun Hijriah atau 514 Tahun Masehi. Dan akan diperingati setiap tahunnya. Penetapan Uroe Lahe Pidie secara historis disebut sebagai Hari Jadi Pedir Darul Amni.
Uroe Lahe Pidie yang selanjutnya disebut Hari Jadi Pedir Darul Amni adalah momentum sejarah awal pelaksanaan dan mulai berjalannya roda pemerintahan dan kegiatan pembangunan daerah serta eksistensi suatu wilayah yang menjadi tempat awal suatu masyarakat bermukim dan berkehidupan.
Baik itu secara ekonomis, sosial, politik, maupun kultur dan berkeadaban (memiliki etika, budi pekerti, dan perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai moral luhur, serta menjunjung tinggi akhlak mulia, integritas, dan penghormatan terhadap sesama manusia dan lingkungannya).
Pedir Darul Amni adalah nama sebuah Negeri yang umum dijumpai dalam naskah dan manuskrip tulisan arab dan Melayu Pasai/Jawiy yang saat ini dikenal dengan nama Pidie.
Hari Jadi ke-514 Pidie (Pedir Darul Amni) yang diperingati mulai 13 hingga 20 September 2025, yang mengusung tema “Mulia Ngen Reusam, Meugah Ban Adat, Meusyuhu Lam Syariat”. Dan pelaksanaan peringatan Hari Jadi kali ini merupakan tahun kedua bagi Kabupaten Pidie.
Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-514 Pidie, kita melaksanakan beberapa kegiatan yaitu : Pameran Expo dan UMKM, Olahraga (Sepeda Santai dan Senam) Permainan Rakyat (Geudeu-geude, Gaseng. Enggrang/Geuntuet dan Tak-Tak Galah), Pentas Seni, Adat dan Pawai Budaya.
Kemudian, Pelayanan Kesehatan, Bakti Sosial dan kemanusiaan,
Gemar Ikan dan Seminar Internasional (Manuskrip Pidie), Maulid Nabi Besar Muhammad S.A.W, Khanduri Laot, Ziarah ke Makam Sultan Marufsyah di Gampong Dayah Tanoh Keulibeut, serta Peringatan HUT Pramuka.
Pidie merupakan daerah yang memiliki nilai sejarah yang tebal. Dari kegemilangan hingga luka yang dalam, hingga tentang kebanggaan dan kekukuhan iman. Menjejaki daerah ini berarti juga menelusuri tapak tilas yang panjang, berabad-abad dengan berbagai macam peristiwa.
Semoga dengan menjejakinya, batin kita dapat memaknai berbagai rasa sejarah perjalanan Pidie.
Begitu banyak warisan budaya yang telah diakui oleh pemerintah, tugas kita adalah menjaga warisan negeri ini dengan seksama dalam wujud tanggung jawab yang konkrit, terukur dan dapat dipertanggung jawabkan.
Saya berharap semua pihak selalu mendukung Visi dan Misi serta Program Kerja Bupati dan Wakil Bupati 2025-2030, termasuk Program Prioritas yang berorientasi pada penguatan nilai- nilai keislaman, diantaranya pembangunan Masjid Agung Al-Falah Sigli, dimana Masjid ini merupakan ikon keagamaan di Pidie.
Serta senantiasa mendukung program membaca dan menghafal A-Quran dengan metode One Day One Ayat bagi pelajar di Kabupaten Pidie.
Melalui kesempatan ini, saya juga menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan mempersiapkan kegiatan perayaan Hari Jadi Pidie yang sedang kita laksanakan.
Semoga peringatan hari jadi yang dilaksanakan ini dapat bermakna dan bernilai refleksi historikal bagi seluruh warga Pidie sebagai bentuk apresiasi kita terhadap segala pencapaian karsa, karya dan budaya yang telah diperjuangkan oleh para leluhur Bumoe Pidie.
Peringatan Hari Jadi ini juga menjadi manifestasi persatuan dan kesatuan yang dilandasi budaya dan nilai kearifan lokal, demikian pidato Bupati yang disampaikan Wakil Bupati Akzaizi dalam rapat paripurna istimewa DPRK Pidie.
Diakhir rapat paripurna istimewa, dihadapan yang berhadir juga dilaksanakan penandatanganan naskah Qanun tentang Hari Jadi Pidie oleh Wakil Bupati Alzaizi yang didampingi oleh Sekda Drs. Samsul Azhar, dan disaksikan oleh Ketua DPRK Anwar Sastra Putra, yang didampingi oleh Sekwan, Miswar, S.Sos., M.M.
Disela kegiatan, Kapolres Pidie AKBP Jaka Mulyana, S.I.K., M.I.K., kepada awak media ini mengatakan, Pidie memiliki sejarah panjang sebagai pusat peradaban Islam di Aceh.
“Uroe Lahe ini hendaknya menjadi momentum untuk memperkuat persatuan, meningkatkan rasa kebersamaan, serta bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban demi terwujudnya masyarakat Pidie yang aman, damai, dan sejahtera,” ujar Kapolres.
AKBP Jaka Mulyana, juga menegaskan komitmen Polres Pidie untuk terus mendukung pemerintah daerah dalam setiap program pembangunan, serta siap bersinergi dengan DPRK dan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga situasi kondusif di Kabupaten Pidie.
Hadir juga pada rapat paripurna paripurna ini, Dandim 0102/Pidie, Letkol Inf Andi Irsan, M.Han., Kajari Pidie, Suhendra, S.H., Ketua MPU beserta unsur Forkopimda lainnya dengan membawa serta istri. Kemudian Ketua MAA, MPD, Akademisi, para tokoh agama, dan tokoh masyarakat Pidie.(AA/hR)
Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.