Festival Kebudayaan Gayo 2022 Digelar, Enam Cabang Diperlombakan

Keisya Azaira Hamzah, peserta kategori lomba cerita di kegiatan Festival Kebudayaan Gayo 2022. (dok. Foto : Pribadi).

Bupati Kabupaten Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar, memberikan piagam penghargaan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di sela sela pembukaan acara Festival Kebudayaan Gayo 2022. (dok. Bag. Humas Protokoler Setdakab Aceh Tengah).

Aceh Tengah, haba RAKYAT | Bupati Kabupaten Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penyelenggara, maupun berbagai pihak yang telah memberikan dukungan untuk terlaksananya kegiatan Festival Kebudayaan Gayo Tahun 2022.

Hal itu diungkapkan bupati saat memberikan sambutanya pada pembukaan acara yang berlangsung di Komplek Museum Negeri Gayo Takengon, Senin (23/05).

Shabela berpendapat seni dan budaya adalah karakter dan nilai dari suatu suku bangsa. Bila seni dan budaya masih mengakar dengan kokoh, maka karakter bangsa itu masih kuat dan terpelihara.

“Harus kita jaga dan pertahankan dari generasi ke generasi, agar anak cucu kita kelak tidak menyalahkan kita mengapa tidak mewarisi seni dan kebudayaan gayo ini kepada mereka,” jelas Bupati.

Selanjutnya Bupati Shabela berharap, kegiatan ini bukan sekedar menjadi media memahami seni dan budaya Gayo saja, atau sekedar mengikuti perlombaan-perlombaan semata, tetapi juga mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk ikut melestarikannya secara bersama-sama, agar tidak tertelan arus modernisasi dan perkembangan zaman.

“Karena itu kedepannya kita akan lebih gencar lagi melakukan berbagai upaya meningkatkan dan mempromosikan potensi-potensi wisata yang kita miliki.

Kita ingin seni dan budaya gayo yang ada di daerah ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lokal saja, tetapi juga oleh masyarakat luar, sekaligus dapat meningkatkan nilai jual wisata alam yang secara geografis telah kita miliki.” Ujar Bupati.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Tengah, Drs. Uswatuddin, dikesempatan sama dalam laporanya mengatakan, Festival Kebudayaan Gayo adalah even kebudayaan lokal yang baru untuk pertama kalinya digelar di daerah itu.

Pagelaran Festival Kebudayaan Gayo diterangkanya, bertujuan sebagai media pelestarian dan pengembangan inovasi juga kreatifitas kebudayaan, kesenian dan kearifan lokal suku Gayo.

Drs. Uswatuddin menyebutkan, sedikitnya ada 6 (enam) cabang diperlombakan. Diantaranya lomba didong tingkat umum dari 14 kecamatan, festival busana tradisional gayo tingkat umum, cerdas cermat (seputar kebudayaan gayo) tingkat SLTA sederajat, lomba bercerita tingkat SLTP sederajat, lomba teater tingkat umum, serta lomba permainan tradisional seperti Engrang dan Gencong.

Pantauan wartawan, banyak peserta antusias mengikuti berbagai perlombaan dalam festival tersebut, terutama kalangan pelajar. Salah seorang peserta untuk kategori lomba cerita tingkat SLTP, bernama Keisya Azaira Hamzah (13), Siswi kelas 2 di SMPN 1 Takengon, saat mengikuti perlombaan di hari ketiga, Rabu (25/05), cukup banyak menyita perhatian para juri dan penonton.

Pasalnya Keysia bercerita tentang cerita rakyat “Legenda Atu Belah,” menyebabkan banyak penonton dan Juri menangis terharu, karena penghayatan alur cerita dibawakan oleh Keysia.

Dari penelusuran wartawan, Keysia Azaira Hamzah, adalah anak tertua Hamzah Usmindra,SKM, seorang tenaga medis di Aceh Tengah yang aktif diberbagai kegiatan sosial. Keysia sebelumnya pernah menyabet juara satu diberbagai perlombaan, diantaranya lomba baca Puisi di 6 Maret 2022 dan perlombaan Nuzulul Qur’an pada bulan April 2022.

Lebih lanjut, sebagai informasi untuk kegiatan perdana Festival Kebudayaan bertajuk Peningkatan Pelestarian Sejarah dan Nilai-Nilai Budaya Gayo ini, direncanakan berlangsung selama sepekan mulai tanggal 23 hingga 28 Mei 2022.

Selain menggelar berbagai lomba seni, budaya dan permainan tradisional Gayo, festival ini turut menyajikan pameran temporer di gedung Musium serta menampilkan stand – stand pameran kerajinan khas Gayo yang dikelola oleh UMKM, seperti kerajinan gerabah Keni Gayo, ukiran bordir Kerawang Gayo dan produk seni khas Gayo lainnya. (Erwin)