Aceh Utara, haba RAKYAT
Puluhan petani di gampong Matang Panyang Kecamatan Baktiya Barat Kabupaten Aceh Utara melakukan aksi protes karena saluran irigasi yang diandalkan untuk bisa mengairi sawah tidak kunjung teraliri air irigasi. Sehingga mereka menanami pohon pisang di sepanjang saluran irigasi, pada Jum’at (07/03/2025) pagi.
Dampak saluran irigasi mengering, 1.000 hektar lebih areal persawahan di kawasan gampong Matang Payang Kecamatan Baktiya Barat mengalami kekeringan, terlebih dari dampak cuaca ekstrem.
Imum Mukim Sampoyniet, Abdullah kepada haba RAKYAT menyampaikan bahwa saluran irigasi yang biasa mengairi persawahan milik warga bagaikan terbengkalai. Benih-benih padi di persemaian dan tanaman padi berumur dua bulan milik petani, seakan mati segan hidup pun tak mau. Tanah sawah juga kering kerontang, tandus, dan retak-retak.
“Sangat menyedihkan memang, kasihan lahan pertanian sawah sebagai mata pencaharian warga, kering dan tidak mendapatkan air akibat saluran irigasi kering. Seribu hektar lebih lahan di kawasan gampong Matang Panyang, Singgahmata dan Matang Sijuek Timu bisa ditanami benih, tetapi biayanya membengkak.
Oleh karenanya, petani berharap pemerintah/instansi terkait serius menangani masalah air irigasi karena musim kemarau masih cukup lama, sedangkan lahan pertanian warga masyarakat terancam gagal panen.
“Warga sudah berulang kali mengeluhkan kondisi ini kepada pihak terkait setempat, namun seakan percuma, sebab hingga kini tidak pernah ada solusi untuk mengembalikan kembali pasokan air yang berlimpah,” ujarnya.
Menurut petani, saluran irigasi mengalami kekeringan di ujung-ujung saluran, seperti gampong Matang Payang, Singgahmata, dan Matang Sijuek Timu. ” Sebaiknya pemerintah jangan hanya mengurusi saluran di wilayah selatan saja, kami yang di utara atau di hulu juga harus diperhatikan,” cetus salah seorang petani setempat.
Hingga berita ini tayang, belum diperoleh konfirmasi dari Dinas PUPR Kabupaten Aceh Utara. (Yoes)