Aceh Tengah – haba RAKYAT | Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) Kabupaten Aceh Tengah, melaksanakan kegiatan rutin gotong royong dalam rangka Jum’at Bersih di lingkungan kantor Pol PP dan WH setempat.
Gotong royong melibatkan seluruh personil Pol PP itu, bukan hanya terkait kegiatan bersih bersih semata. Hal ini diungkap Kasat Pol Ariansyah.S.Sos.MAP.
“Gotong royong Jum’at bersih, bukan hanya kebersihan saja, juga untuk mendukung program Bapak Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah,” katanya di Buntul Kubu, Jum’at (23/05/25).
Beliau bersama personil didampingi Sekretaris Pol PP Hamdani, menekankan kegiatan itu menciptakan kebersamaan dan ikatan silaturahmi.
“Kantor tambah bersih dengan adanya program ini, walau sebelumnya kita sering bersih bersih, dengan adanya program rutin ini tentu semakin terjaga. Dengan kegiatan ini kita semakin solid dan dekat, bahkan tetangga lingkungan kantor juga terlibat gotong royong, mengikat silaturahmi,” katanya.
Ditambahkan Kasatpol PP, lingkungan dan gedung kantor yang terlihat asri itu sudah tercatat sebagai cagar budaya.
Sebagai markas kesatuan Satpol PP dan WH, pihaknya komitmen menjaga agar bangunan tersebut semakin indah dan terawat agar tidak berubah dari bentuk aslinya.
Jika berbicara terkait bangunan gedung, Kasatpol PP mengungkapkan bahwa bangunan dan lingkungan sebagai cagar budaya itu tidak boleh sembarangan dipugar.
Walau saat ini kondisi bangunan terlihat dari beberapa keping papan dan tombak layar mulai mengalami kerusakan, perbaikan nya harus sesuai catatan negara.
“Karena tercatat sebagai cagar budaya, bangunan ini tidak sembarangan dipugar. Restorasinya mengikuti catatan yang sudah ada”, terangnya.
Ia menambahkan kondisi lain yang mengkhawatirkan adanya penyusutan area tanah akibat tergerus hujan.
“Saat ini terjadi penyusutan area karena tergerus hujan, kita khawatir semakin terkikis dan merambat ke pagar, berimbas dengan bangunan gedung. Kemungkinan besar yang dibutuhkan adalah pembangunan Turab atau pagar, tergantung penyimpulan teknisi untuk mencegah dampak terjadi” urai Ariansyah.
Dari catatan sejarah diketahui, Arian mengatakan hanya itu gedung peninggalan kolonial Belanda di Aceh Tengah yang masih terawat oleh pemerintah.
Gedung tersebut katanya pernah dijadikan beberapa fasilitas, dari rumah hingga perkantoran.
Diantaranya, kantor Perpustakaan, Dinas Syariat Islam, mess Pemda dan terakhir sebagai kantor Pol PP & WH. (Rel -)