Aceh Tengah – haba RAKYAT | Ketua Panitia Pembangunan Masjid Baitul A’la Kecamatan Ketol, Rahmatsyah, meluruskan sejumlah informasi yang berkembang terkait dugaan penyelewengan dana pembangunan masjid.
Ia menegaskan, beberapa pemberitaan sebelumnya tidak sepenuhnya tepat dan perlu klarifikasi agar masyarakat tidak salah memahami, hal itu disampaikan di depan awak media, Senin (08/09/2025).
Bantah Isu Dana Rp600 Juta
Rahmatsyah selaku ketua panitia Masjid Baitul A’la menegaskan bahwa, kabar adanya dana Rp600 juta dari Dinas Syariat Islam (DSI) tidak benar.
“Tidak ada bantuan sebesar itu, bahkan sejauh ini kami tidak pernah menerima dana dari DSI,” ujarnya, dan menambahkan hal itu bisa dikonfirmasi ke pihak dinas.
Ia menjelaskan, iuran yang dikumpulkan dari ASN dan PGRI bukan sejak tahun 2017, melainkan dimulai pada tahun 2021.
Total dana yang terkumpul sampai tahun 2024 berjumlah Rp104.860.000, dengan rincian, pada Tahun 2021 Rp18.600.000, pada Tahun 2022 Rp26.960.000, pada Tahun 2023 Rp26.100.000, dan pada Tahun 2024 Rp33.200.000.
Seluruh dana tersebut, kata Rahmatsyah, diserahkan secara terbuka oleh bendahara PGRI kepada bendahara panitia masjid dalam forum rapat rutin kecamatan setiap tahunnya.
Menanggapi tudingan adanya pemaksaan kepada ASN untuk ikut iuran, Rahmatsyah menegaskan bahwa hal itu tidak benar.
Ia juga sebagai Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Ketol, menyampaikan tidak ada satu orang ASN pun yang mengeluh dan keberatan terkait iuran tersebut.
“Semua iuran dilakukan dengan sukarela, tidak ada paksaan,” katanya.
Rahmatsyah juga menjawab tudingan bahwa masjid tidak pernah dibangun. Menurutnya, pada tahun 2022 masjid sudah pernah mendapat bantuan dari Dinas Perkim Aceh Tengah untuk pekerjaan plester dinding.
Sementara dana iuran yang terkumpul saat ini masih disimpan oleh panitia, karena kelanjutan pembangunan memerlukan biaya besar dan menunggu kesepakatan masyarakat serta pihak kecamatan.
“Hanya untuk pengecoran saja diperkirakan butuh Rp450 juta, sementara dana yang ada baru Rp104 juta. Karena itu kami menunggu persetujuan bersama agar penggunaannya tepat,” jelasnya.
Rahmatsyah juga meluruskan pemberitaan terkait ucapannya yang dianggap bernada ancaman di media sosial.
Ia menegaskan bahwa ucapannya itu tidak ditujukan kepada wartawan, melainkan kepada narasumber yang dianggapnya memperkeruh suasana.
“Saya akui memang emosi saat itu karena persoalan yang sama sudah lima kali diberitakan. Kata-kata itu saya tujukan kepada narasumber, bukan kepada awak media. Jika ada yang merasa tersinggung, saya mohon maaf,” ucapnya.
Rahmatsyah sendiri mengakui sudah dipercaya menjadi Ketua Panitia Masjid Baitul A’la selama 15 tahun. Meski pemilihan dilakukan dua tahun sekali, ia selalu terpilih kembali.
Hal ini, menurutnya, menunjukkan kepercayaan masyarakat Ketol terhadap kepemimpinannya.
Ia berharap klarifikasi ini bisa menjadi penjelasan yang utuh kepada masyarakat dan mengurangi kesalahpahaman.
“Kami terbuka dan siap transparan. Semua dana aman di panitia, dan masjid akan terus dibangun secara bertahap sesuai kesepakatan bersama,” tutup Rahmatsyah. (Rel -)
Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.