
Foto. Reje dan Aparatur Kampung bersama RGM sebagai Peserta BIMTEK (Bimbingan Teknis) Peningkatan Kapasitas Aparatur Serta Pengelolaan dan Pengembangan BUMDes di Kota Bandung, foto bersama Dr. Dadang, selaku pemateri yang dihadirkan oleh Panitia Bimtek.
Bandung – haba RAKYAT | Sebanyak 200-an orang Reje dan Aparatur Kampung, serta RGM di Kabupaten Aceh Tengah, menghadiri kegiatan BIMTEK (Bimbingan Teknis) Peningkatan Kapasitas Aparatur Serta Pengelolaan dan Pengembangan BUMDes dilaksanakan di Kota Bandung yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Pemerintahan Daerah. Kegiatan Bimtek ini berlangsung selama 5 hari sejak diberangkatkan, dimulai sejak hari Senin tanggal 22, hingga Jum’at 26 Mei 2023.
Para Reje (Kepala Desa) dalam kegiatan terlihat antusias saat menerima materi disampaikan oleh Dr. Dadang Suwanda SE.MM.M.Ak,Ak.CA, bertempat di Ball Room hotel Ibis Transmart Gatot Subroto Bandung, Selasa (23/05/2023). Dalam penyampaian materinya, Dr. Dadang selaku narasumber saat itu membedah dan memberikan ulasan terkait “Permasalahan Umum Pemerintahan Desa” dimana salah satunya pembahasan terkait ‘Mengapa Undang Undang Desa Penting’ yang terkandung dalam Pemerintahan Desa, seperti beberapa poin terkait Pengaturan Mengenai Desa, Tujuan Pengaturan dan Definisi Desa.
Selain materi “Permasalahan Umum Pemerintahan Desa,” Dr. Dadang juga mengulas ‘Ruang Lingkup Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, terkait (1) Urusan Pemerintahan berdasar aturan UU No.23 Thn 2014, PP No.38 Thn 2007. (2) DPRD dan Kepala Daerah berdasar aturan UU No.17 Thn 2014, UU no.1 Thn 2015, PP No.16 Thn 2010. (3) Kelembagaan / Organisasi Perangkat Daerah berdasar aturan UU No.5 Thn 2014, Perpres No.81 Thn 2010, PP No.41 Thn 2007 dan Permendagri No.64 Thn 2007, (4) SDM / Personil Daerah berdasar aturan UU No.5 Thn 2014, UU No.43 Thn 1999 Pengganti UU No.8 Thn 1974. (5) Keuangan Daerah berdasar aturan UU 17 Thn 2003, UU No. 1 Thn 2004, UU No.33 Thn 2004, PP No.71 Thn 2010, Permendagri 13 Thn 2006 dan Permendagri 64 Thn 2013. (6) Pelayanan Umum / Public Services berdasar aturan UU No.25 Thn 2009, PP No.96 Thn 2012 dan Permendagri No.35 Thn 2010. (7) Kependudukan berdasar aturan UU No.23 Thn 2006, UU No.24 Thn 2013 dan Permendagri No.34 Thn 2014. (8) Pembinaan Pengawasan berdasar aturan PP No.79 Tahun 2005′.
Dr. Dadang selaku pemateri yang kompeten dibidangnya dalam kegiatan itu diketahui telah menjadi narasumber di berbagai kegiatan yang mengkoordinir 8 Provinsi. Dr. Dadang adalah jebolan Alumni Akutansi Negara Tahun 81 dan menjadi Dosen untuk S1, S2 dan S3 strata pendidikan di Fakultas.
Terfokus kepada ulasan Perdes APBDes, Dr. Dadang berharap sebagai pemateri bisa menambah wawasan para peserta Bimtek, sehingga dapat di implementasikan terhadap pemerintahan para Reje di Kabupaten Aceh Tengah, setelah kembali dari Bimtek di Bandung. Beliau juga berharap dalam kesempatan tersebut, agar apa yang dipaparkanya dapat membuka berbagai ruang peluang usaha di desa, dengan manajemen pemerintahan desa yang terstruktur, nantinya melalui BUMDes, Pemdes dan Kumdes, harus mampu menjadi desa percontohan, sehingga pengelolaan Anggaran Dana Desa dapat menjadi stimulus untuk mensejahterakan warga.
Selain pembahasan Bimbingan Teknis “Permasalahan Umum Pemerintahan Desa,” dalam kegiatan ini para peserta Bimtek dibekali buku panduan khusus yang ditulis oleh Dr. Dadang Suwanda, dalam buku tersebut mengulas tentang Skema “Permasalahan Umum Pemerintahan Daerah / Desa, Penyelengaraan Pemerintahan Daerah, Aparat Penegak Hukum, Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah / Desa. Strategi Pengelolaan BUMDes yang mencakup Strategi Pengelolaan BUM Desa, Hasil Usaha BUM Desa, Kepailitan BUM Desa dan Pertanggungjawaban BUM Desa. Selanjutnya tentang Administrasi Pemerintahan Desa, meliputi Dasar Hukum, Kewajiban Kepala Desa dalam Menyelenggarakan Administrasi Pemerintahan Desa yang Baik, Jenis Administrasi Desa yang mencakup Administrasi Umum, Administrasi Penduduk, Administrasi Keuangan, Administrasi Pembangunan, Administrasi Permusyawaratan Desa termasuk Kegiatan Pencatatan Data dan Informasi Mengenai BPD yang dilengkapi skema dasar contoh contoh manajerial akutansi pemerintahan desa.
Seluruh Reje pada kegiatan ini juga diberikan kesempatan untuk menyimpan nomor kontak narasumber kegiatan yaitu Dr. Dadang Suwanda, agar nantinya bisa komunikasi lebih lanjut terkait penanganan dan polemik, serta solusi brilian dalam setiap permasalahan di desa mereka. Dikesempatan itu, para Reje juga antusias membeli berbagai buku sebanyak 8 judul yang diterbitkan oleh Dr. Dadang, salah seorang peserta menyebutkan buku buku terbitan Dr. Dadang dianggap penting untuk menambah wawasan dirinya saat memimpin desa, sebab buku itu mengulas menyangkut manajemen pemerintahan, khususnya desa. Dikatakan Reje Reje, buku ini nantinya akan dipajang di sudut desa sebagai referensi aparatur kampung dalam berinovasi memajukan kampung mereka.
Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Panitia kegiatan Bimtek Irfan Yusuf,S.P.d di kesempatan sama menyampaikan kata sambutan kepada seluruh peserta, dimana kegiatan ini menurut Irfan sebagai salah satu kesempatan membuka wawasan untuk memanajemen pemerintahan desa, sehingga apa yang disampaikan pemateri dapat diserap oleh peserta. Dalam kesempatan sama mewakili Ketua Forum Reje Kab. Aceh Tengah, Gamahudi,ST., dalam sambutanya menyatakan “Bimtek Tidak Diharamkan, Berdasar Undang Undang RI,” kegiatan ini dikatakan Gema, sangat bermanfaat bagi aparatur desa dalam menambah pengetahuan manajemen di pemerintahan desa dan upaya peningkatan ekonomi masyarakat dengan cara memaksimalkan BUMDes. Pada pembukaan acara tersebut diwarnai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu wajib daerah asal Gayo, yaitu “Tawar Sedenge”.
Hari Kedua Pelaksaan Bimtek, Berkunjung ke Desa Cibodas
Desa Cibodas adalah salah satu desa yang dikunjungi peserta Bimtek di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, tidak hanya peserta dari Provinsi Aceh khususnya Kabupaten Aceh Tengah, Bimtek hari itu juga ternyata diikuti oleh peserta dari Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Maluku Utara. Bertempat di ruang Aula Wibawa Mukti Kerta Raharja Kantor Kepala Desa Cibodas, Rabu (24/05/2023), peserta Bimtek dari dua Provinsi di Indonesia tersebut, disambut dengan Mars Desa Cibodas dan rangkaian suguhan lagu dan musik hiburan yang dinyanyikan oleh Ibu-ibu PKK Desa Cibodas.

Momen hari itu, Ketua Forum Reje, Gamahudi saat memberikan kata sambutan di desa Cibodas, Dihadapan Camat selaku pimpinan rombongan dari desa Maluku Utara, serta pemerintahan desa Cibodas, menyampaikan kesan positif. Gamahudi, sebelum menyampaikan sambutan nya juga menyempatkan untuk ajakan yel yel semboyan kepada seluruh hadirin yang berbunyi “Aceh Tengah Hebat, Gayo Maju”.
Sementara Kepala Desa (Kades) Cibodas, D. Sukaya dalam sambutanya terhadap peserta Bimtek dari Kabupaten Aceh Tengah dan Maluku Utara di desa nya, menyampaikan gambaran umum tentang desa Cibodas, terkait : Desa Cibodas memiliki luas wilayah 1.273,44 Ha, berada pada ketinggian 1260 M, diatas permukaan laut dengan curah hujan 177,5 Mm/Tahun dengan suhu rata-rata 19 s/d 22ยบ C, dengan batas wilayah antara lain :
-. Utara : Desa Wangun Harja
-. Timur : Desa Suntenjaya
-. Selatan : Kecamatan Cimeyan
-. Barat : Desa Langensari
Jumlah penduduk Desa Cibodas pada saat ini berjumlah 12.000 jiwa dengan Jumlah Penduduk Laki-laki 5.831 Jiwa dan Jumlah Penduduk Perempuan 5.669 jiwa. Desa Cibodas dibagi dengan 4 Wilayah Dusun, 17 Wilayah RW dan 66 Wilayah RT dengan jumlah Kepala Keluarga 3.560.
Kepala Desa Cibodas juga memamerkan inovasi desa mereka yang mampu meningkatkan ekonomi desa dengan pemanfaatan BUMDes, salah satunya usaha Peternakan Sapi Perah yang menghasilkan beribu ribu liter susu segar per hari dan telah dipasarkan oleh perusahaan perusahaan pengolah susu di Indonesia, serta efisiensi pemanfaatan lahan untuk pertanian diantaranya penanaman Cabai Paprika dengan masa panen per bulan yang sebelumnya ditanami kentang dengan masa panen 6 bulan. Pembudidayaan Cacing untuk kebutuhan farmasi dan pengelolaan limbahnya sehingga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan cuan di desa tersebut. Sukaya menekankan, semua itu terjadi berkat kolaborasi kerjasama dalam pemerintahan desa, termasuk pengelolaan BUMDes Karya Mandiri. Keberadaan Desa Cibodas, saat ini diakui D. Sukaya, sebagai desa percontohan di tingkat daerah dan nasional. Bahkan dirinya selaku Kepala Desa Cibodas, baru baru ini telah mendapatkan penghargaan tingkat nasional atas inovasi pembudidayaan ternak cacing untuk berbagai kebutuhan medis.
Catatan Poin Penting dari Bimtek yang diisi kegiatan kunjungan para Reje (Sebutan Kepala Desa di Kab. Aceh Tengah) dan Ohoy (Sebutan Kepala Desa di Maluku Utara) ke desa Cibodas dalam meraih kesuksesan, adalah bagaimana memanajemen pemerintahan desa serta peningkatan ekonomi masyarakat yang bukan hanya berdasar pada sumber daya alam, tetapi juga peningkatan kapasitas kerjasama antar masyarakatnya, serta kreatifitas individu masyarakat, teknik dan pemasaran hasil produksi hingga tata tertib mengikuti peraturan sesuai aturan negara, mencakup provinsi dan kabupaten salah satunya karena Desa Cibodas adalah kawasan konservasi, sehingga dilarang untuk membangun hotel di desa mereka yang disiasati dengan dilegalkanya Home Stay dibawah pembinaan desa Cibodas.
Selanjutnya peserta Bimtek dari Kabupaten Aceh Tengah, melakukan kunjungan ke kawasan wisata Tangkuban Perahu. Tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu adalah sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Bandung Barat. Objek wisata ini dikenal dengan wisata kawah belerang dari Gunung Tangkuban Perahu, selain bisa berswafoto, objek wisata ini juga memasarkan produk blerang yang dihasilkan gunung Tangkuban. Bukan hanya itu, kawasan wisata ini dari pantauan para Reje, berhasil memanajemen kegiatan wisatawan dengan rangkaian kegiatan terpadu dari tiba hingga berakhirnya kunjungan wisata di kawasan tersebut.
Salah satunya adalah bagaimana menerapkan manajemen aturan perjalanan wisata, dimana seluruh kendaraan wisatawan diwajibkan parkir dikawasan yang dihuni berbagai kios kios souvenir produksi Kabupaten Bandung Barat, untuk selanjutnya berangkat ke puncak gunung Tangkuban dengan menumpangi kendaraan Ontang Anting (Jenis Minibus L-300), sampai di puncak gunung wisatawan akan diturunkan di perhentian bus Ontang Anting yang juga telah terdapat berbagai kios souvenir, selanjutnya wisatawan akan berjalan menuju kawasan kawah Tangkuban yang telah dijejali berbagai wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara, selain wisata berkuda yang dihargai sebesar Rp. 50.000,- wisatawan juga akan ditawarkan untuk pengambilan foto pemandangan eksotis oleh para pedagang eceran souvenir khas Bandung yang menolak diberikan upah, namun mereka hanya mau jika jasa mereka dihargai wisatawan dengan membeli dagangan yang ditawarkan. Sementara itu, jika ingin kembali ke kawasan parkir kendaraan wisatawan, Ontang Anting ditumpangi akan melalui rute berbeda untuk menurunkan wisatawan di pemberhentian kawasan parkir yang sama dari jalur keberangkatan ke puncak Tangkuban, dengan pemberhentian di titik area warung warung yang juga menawarkan berbagai makanan dan minuman serta souvenir khas Bandung.
Setelah berakhirnya kunjungan ke desa Cibodas dan kawasan wisata Puncak Gunung Tangkuban Perahu, kegiatan ini disepakati para Reje peserta Bimtek adalah salah satu pengalaman terbaik, dimana selama ini disadari mereka dalam memanajemen berbagai sumber peningkatan ekonomi di Bandung, memiliki sistem manajemen hingga marketing yang terstruktur, sehingga diupayakan agar tiada satu orang pun wisatawan dapat menolak berbagai tawaran produk souvenir dipasarkan oleh pengelola wisata di Bandung.
Hingga keesokan hari, Kamis (25/05/2023), Reje Reje peserta Bimtek dari Kabupaten Aceh Tengah, diajak berkeliling melihat langsung keindahan Masjid Raya Al Jabbar Kota Bandung atau Masjid terapung Gedebage yang terletak di jalan Cimicrang, Kecamatan Gedebage Kota Bandung, dimana diketahui masjid Al-Jabbar salah satu masjid yang menjadi pusat wisata religi di kota tersebut, masjid ini di desain secara khusus waktu itu oleh Gubernur Prov. Jawa Barat, H. M Ridwan Kamil.
Sebelum menjajakan kaki di Masjid Al Jabbar, peserta Bimtek oleh panitia diajak ke pusat pasar Cibaduyut sebagai salah satu pasar ikonik di Bandung yang menawarkan berbagai produk khas Bandung, seperti sepatu dan ragam souvenir lain nya. Para Reje juga tak lekat dari panggilan “Pak Kades” yang secara umum digunakan sebagai panggilan khas Kepala Desa di Bandung, oleh para pedagang di kawasan tersebut.
Tiba pada tanggal 26 Mei 2023, tepatnya hari Jum’at pagi, seluruh rombongan peserta BIMTEK (Bimbingan Teknis) Peningkatan Kapasitas Aparatur Serta Pengelolaan dan Pengembangan BUMDes dari Kabupaten Aceh Tengah, harus berbesar hati untuk kembali ke kampung halaman dengan berbekal ilmu yang mereka dapatkan selama pelaksanaan Bimtek. Para Reje juga mengungkapkan tekad akan segera menerapkan ilmu yang mereka serap dari hasil “BIMTEK (Bimbingan Teknis) Peningkatan Kapasitas Aparatur Serta Pengelolaan dan Pengembangan BUMDes” di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan sistem pemerintahan dan pendapatan ekonomi masyarakat di kampung masing masing. (Erwin)