
Aceh Timur, haba RAKYAT I Azka Rizqullah
adalah seorang bocah berusia (6,4 tahun) bernasib malang terbeban ujian berat, penderita patah kaki, bahkan sejak kecil ia didera penyakit saluran kencing dan BAB tidak lancar, kelenjar getah bening serta gejala penyakit lainnya.
Hal tersebut disampaikan Yusmiadi, SE tokoh muda yang juga sebagai Koordinator Pendamping Desa di Aceh Timur panggilan akrab Abu Yus dalam keterangan melalui pesan whatshap nya kepada media ini. Kamis (21/9/2023).
Mirisnya lagi, menurut Abu Yus, bocah tersebut juga jarang didampingi FZ sang ayah tercinta karena sudah berpisah dengan SM ibunya yang saat ini berdomisili di Gampong Alue Mulieng Kecamatan Simpang Ulim Aceh Timur.
“Penderitaan yang di alami Azka Rizqullah
membuat kita semua merasa iba dan prihatin, betapa tidak, diusianya yang baru 6 tahun, 4 bulan. Ia harus menanggung ujian berat menderita berbagai penyakit, seperti kaki patah, saluran kencing dan BAB tidak lancar, kelenjar getah bening sehingga tidak bisa berjalan dan beraktifitas seperti teman nya yang lain,” ungkap Abu Yus.
Menurutnya, Azka bersama ibunya Sri Mawardani tetap tegar menghadapi cobaan berat ini. Warga setempat juga melihat, setiap hari ibunya selalu merawat Azka dengan tulus dan penuh kasih sayang walau dalam kondisi keuangan yang jauh dari kata cukup.
“Setiap satu bulan sekali, Sri Mawardani harus membawa Azka kecil ini untuk berobat jalan ke Rumah Sakit memeriksa penyakit pada Dokter Spesialis, tentunya ini sangat berat bagi seorang ibu yang ber pendapatan rendah dari honorer sekolah,” papar Abu Yus menceritakan pahitnya perjuangan seorang ibu demi anaknya.
Sri Mawardani sudah mengajukan kepada banyak pihak agar dibantu sebuah kursi roda untuk sang buah hatinya, namun semua hanya menjadi harapan semu.
Cerita pahit yang mendera kehidupan Azka kecil ini tersebar dan mendapat perhatian khusus dari Pendamping Desa (TPP Simpang Ulim), kemudian, kata Abu Yus.
Koordinator Pendamping Desa Kecamatan Simpang Ulim Muhammad Januar giat
melakukan proses advokasi pndampingan, agar keluarga ini mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) atau kucuran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).
“Alhamdulillah, bantuan kursi roda sudah terealisasi, peran pendampingan yang totalitas dalam penganggaran Dana Desa sehingga teralokasikan sebuah kursi roda untuk Azka Rizqullah, semoga bantuan ini bermanfaat dan meringankan beban hidup Sri Mawardani bersama dua anaknya.
” Terimakasih kepada Geuchik, Tuha Peut dan seluruh masyarakat Gampong Alue Mulieng serta seluruh unsur terkait dalam pemenuhan hak Pelayanan Sosial Dasar ini untuk anak kita Azka Rizkullah dan sangat teristimewa kepada semua TPP Simpang Ulim, baik PD maupun PLD” ucap Abu Yus.
Untuk diketahui, penyandang disabilitas (cacat) bagian dari kelompok kecil yang terkesan terpinggirkan. Bahkan penyandang disabilitas ini masih rentan atau sulit mendapatkan perhatian sebagai objek dalam program pembangunan sekaligus sebagai subjek atau pelaku aktif.
Sebagai dalih bahwa masih banyaknya isu yang harus dipikirkan, sehingga masalah disabilitas seringkali menjadi alasan bagi beberapa tokoh pembangunan dan terkesan kesampingkan isu tersebut.
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dalam webinar yang dihelat pada akhir November 2021 dengan tema. “Prioritas Penggunaan Dana Desa bagi Kelompok Penyandang Disabilitas”, dipaparkan oleh Joni Yulianto dari AIPJ2, pada kesempatan itu bahwa, pada satu sisi perlu dibuka secara sistematis dan pastikan ruang aman untuk dimasukan para penyandang disabilitas untuk dapatkan bantuan dari Dana Desa. (Raiz Azhary)