Manfaat Program Infak Seribu di Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Tengah

Exif_JPEG_420

Kepala Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah, Syahrial Putraga, MPd. (Foto. Erwin)

Aceh Tengah – haba RAKYAT | Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah, sejak tahun 2021, telah menjalankan Program Infak Seribu dari seluruh pegawai dan guru di lingkup kerja kantor Kementerian Agama wilayah Kabupaten Aceh Tengah.

Kepala penyelenggara zakat dan wakaf, Syahrial Putraga, MPd, dari Kantor Kementerian Agama setempat menerangkan kepada media haba RAKYAT, sedekah seribu rupiah ini diinisiasi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama, Saidi Bentara di awal menjabat sebagai Kakankemenag Aceh Tengah.

Banyak manfaat dari program ini dalam membantu umat, diantaranya untuk membantu pembangunan berbagai sarana prasana kebutuhan madrasah di wilayah terpencil dan pelosok di Aceh Tengah.

“Delapan puluh persen hasil sedekah seribu rupiah dari para guru madrasah dan pegawai di kantor kementerian Agama Aceh tengah, digunakan kembali untuk membangun sarana kebutuhan madrasah dan sebagainya.

Sementara 20 persen digunakan untuk kegiatan sosial, seperti kebakaran dan banjir bandang. Contohnya banjir di Kabupaten Aceh Utara beberapa waktu lalu, walau jumlah nilai ditransfer tidak seberapa, namun bantuan itu diharapkan bermanfaat meringankan beban saudara kita di sana yang mengalami musibah,” terang Syahrial, Jum’at (17/06/2022) di kantornya.

Bantuan juga dialirkan tidak hanya di Provinsi Aceh, bahkan pernah disalurkan hingga ke Papua dan berbagai daerah secara nasional, ujarnya menambahkan.

Saat ini program infak seribu rupiah dikatakan Syahrial, salah satunya untuk membantu pembangunan Madrasah Ibtidayah ‘MIS Enang Enang’ di wilayah Kecamatan Celala yang sudah berdiri sejak 8 tahun lalu, namun memiliki kamar mandi di lereng bukit.

Untuk itu bantuan infak seribu disalurkan sebagai sarana mobiler, dengan membangun dua bilik kamar mandi diperuntukan bagi guru dan murid. Sementara untuk pembangunan satu unit gedung sekolahnya, baru baru ini MIS Enang Enang mendapatkan bantuan dari Bank BRI, senilai Seratus Juta.

“Bila mereka datang hari ini, itu kita serahkan program bantuan untuk pembangunan 2 kamar mandi, satu untuk guru dan satu untuk murid, karena sudah delapan tahun kamar mandi mereka berada dibawah lereng bukit. Sayang sekali kita melihatnya, Pak”. Ujar kepala penyelenggara zakat dan wakaf di Kantor Kementerian Agama Aceh tengah kepada wartawan.

Lebih jelasnya Syahrial menerangkan, untuk bantuan pembangunan 2 unit kamar mandi ini, karena sulitnya area lokasi dijangkau. Maka Syahrial berharap agar turut dibantu oleh para wali murid di sekolah tersebut, guna melangsir bahan materialnya ke halaman sekolah. Sebab bantuan yang diberikan oleh kantor kementerian agama setempat dari program infak seribu, anggaranya terbatas dan tidak mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan pembangunan, karena masih banyak sekolah sekolah lainya yang juga membutuhkan bantuan.

“Bantuan disalurkan memang hanya sebesar sepuluh juta, jadi apabila bisa mencukupi untuk membeli Sanyo menarik air dari bawah, ya Alhamdulillah. Namun bila tidak mencukupi, kita berharap dapat dibantu oleh wali murid. Walau demikian untuk pembangunan pembangunan di bidang lainya sudah kita bantu sebelumnya, karena memang program infak seribu dari kita untuk kita,” ujarnya lagi.

Terlebih saat ini diterangkan Syahrial, untuk berbagai bentuk pengelolaan anggaran zakat pegawai di kantor kementerian agama Kab. Aceh tengah, sudah sepenuhnya dikelola oleh Baitul Mal. Sehingga menyangkut penyaluran zakat yang menyalurkannya adalah pihak Baitul Mal.

“Kantor kementerian agama hanya sebatas sebagai UPZIS (Unit Pengumpul Zakat Infak Sedekah), kita hanya unit pengumpul jadi yang mengelola baitul mal kabupaten. Sehingga kita berharap agar program infak seribu ke depan lebih berkembang dan meningkat, masih banyak madrasah yang perlu diperhatikan dan uang program infak seribu yang sudah terkumpul tidak ada istilah mengendap, karena terus mengalir disalurkan di setiap bulan. Hanya melalui program infak seribu, selain disalurkan secara internal, kita juga bisa membantu masyarakat termasuk kaum dhuafa,” terangnya lagi.

Syahrial menuturkan, program Infak Seribu ini murni berasal dari pegawai dan guru di lembaga kementerian agama setempat, sementara jika ada pihak swasta atau masyarakat ingin melakukan hal yang sama, maka Syahrial menyarankan itu dibentuk berdasarkan pemerintahan di kampung, melalui Imam Kampung atau RGM yang dapat digunakan untuk membantu kaum Mustahik, tutup Syahrial. (Erwin)