HUKUM  

Motor Wartawan Raib di Komplek Pemkab Lamsel: CCTV Mati, Keamanan Daerah Dipermalukan

Sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi BE 5076 DNA yang ia parkirkan di halaman kantor BKD tak lagi berada di tempatnya. Foto : Wiji Lastini/haba RAKYAT.

LAMPUNG SELATAN – haba RAKYAT | Peribahasa “Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak” menjadi kenyataan pahit bagi seorang wartawan yang kehilangan sepeda motornya saat tengah menjalankan tugas jurnalistik. Peristiwa ini terjadi pada Kamis, 20 November 2025.

ketika ia meliput kegiatan sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan bersama satuan pendidikan dibawah Kemenag Lampung Selatan yang digelar di Aula PKK, komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.

Setelah acara usai, Ramli wartawan dari salah satu media terkejut mendapati sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi BE 5076 DNA yang ia parkirkan di halaman kantor BKD tak lagi berada di tempatnya. Motor itu bahkan diparkir persis di depan kamera CCTV. Namun ironi terjadi, saat ia meminta pihak BKD memeriksa rekaman untuk mengetahui waktu kejadian dan identitas pelaku. Jawaban yang didapat justru semakin memperburuk keadaan, CCTV tersebut diklaim sudah lama rusak dan tidak pernah diperbaiki.

Absennya fungsi CCTV di pusat aktivitas pemerintahan menimbulkan pertanyaan serius mengenai standar keamanan fasilitas publik. Terlebih, komplek perkantoran pemkab adalah titik yang seharusnya paling aman dan paling ketat pengawasannya.

Ramli, sang korban, mengaku telah berdiskusi dengan keluarganya mengenai kemungkinan membuat laporan ke pihak berwajib. Namun keputusan akhirnya mengejutkan. Ia memilih tidak melapor. Menurutnya, itu “sudah takdir” sebuah sikap pasrah yang mencerminkan minimnya keyakinan publik terhadap efektivitas penanganan kasus pencurian kendaraan bermotor.

“Saya sudah berembuk dengan keluarga. Kami sepakat mengikhlaskan saja. Kalaupun dilaporkan, kecil kemungkinan motor saya bisa ditemukan kembali,” tutur Ramli dengan nada pasrah.

Peristiwa ini bukan sekadar hilangnya sebuah kendaraan, melainkan gambaran nyata bahwa tindak kriminalitas di Lampung Selatan masih tinggi bahkan pada siang hari, dan ironisnya berlangsung di jantung pemerintahan daerah. Dengan CCTV mati, tanpa petugas keamanan yang sigap, dan korban yang tidak percaya proses hukum akan berjalan efektif, kasus ini kembali menegaskan lemahnya sistem pengamanan fasilitas publik di Lampung Selatan.

Hilangnya motor wartawan ini sudah sepatutnya menjadi alarm keras bagi Pemkab Lampung Selatan untuk mengevaluasi keamanan lingkungan pemerintahan yang selama ini dianggap aman, namun rupanya tidak lebih dari ilusi.

WL/hR


Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca