Pembangunan irigasi di Pekon Penengahan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Lampung, proyek pembangunan saluran air sawah ini dikerjakan terindikasi asal-asalan tanpa adanya kejelasan penyelesaian dan pengawasan dari dinas terkait. Foto : Beddi Rizal/haba RAKYAT.
PESISIR BARAT – haba RAKYAT | Pembangunan irigasi di Pekon Penengahan Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Lampung, proyek pembangunan saluran air sawah ini dikerjakan untuk kebutuhan pertanian warga ini, terindikasi asal- asalan tanpa adanya kejelasan penyelesaian dan pengawasan dari dinas terkait.
Pihak tim media ini setelah melakukan konfirmasi dan investigasi, menemukan adanya matrial tersier gampang pecah dan mudah hancur indikasi “cuci tangan” dari pihak pemborong, dan minimnya respons dari dinas terkait.
Berdasarkan laporan yang diterima, pembangunan tersier irigasi di desa/Pekon Penengahan tersebut, tak kunjung menunjukkan kemajuan. Pihak media telah berupaya mengkonfirmasi pihak pemborong terkait perkembangan proyek, namun di temui pihak Ketua Tani tidak ada di lokasi pembangunan, pada Rabu 29/10/2025.
Namun, diantara salah satu tukang beralih-alih memberikan jawaban yang tidak memuaskan, dan salah satu pekerja mengatakan sudah kurang lebih satu bulan setengah masih seperti itu, dan diarahkan ke salah satu ketua pemborong yang rumah nya tidak jauh dari lokasi pembangunan dekat mushola.
Kalau mau konfirmasi lebih lanjut nya dan untuk upah ojek lansir nya satu tersier papling senilai Rp 7500,/ biji nya, karena tidak bisa angkut pakai motor, efek jalanan kecil pembatas sawah, sehingga di panggul dengan tangan ke arah lokasi pembangunan.
Ketika dihubungi oleh tim media, salah satu pekerja atau tukang nya pihak yang dimaksud mengaku tidak mengetahui permasalahan pembangunan irigasi saluran air sawah tersier tersebut. Ia kemudian menyarankan agar pembangunan ini cepat selesai.
Menurut tukang tersebut disaat di konfirmasi, “Tersier ini di duga Lom terlalu Kuat semen nya sudah di angkut, apa lagi baru jadi perkiraan 3 (tiga) hari di cetak sudah diambil dan di jemur, efek nya seperti ini yang ada nya, gampang pecah, dugaan semennya kurang kuat.” ungkap tukang.

Selanjutnya, di lokasi yang berbeda di duga salah satu pekerja nya mengatakan, kita juga tidak tau ada apa gak nya papan informasi yang di pasang lokasi, dari awal hingga saat ini belum kita tau papan informasi nya, memang benar dulu ada dari pihak propinsi datang kesini cuma di tunjukin sebentar, terus di lipat kembali bahkan kalau mau ikut sampai ujung sana, ”ayo ikut saya’ kita lihat sama sama”, ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, di media online dan cetak belum ada tanggapan resmi dari pihak dinas terkait. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai komitmen pemerintah daerah terhadap pembangunan infrastruktur yang krusial bagi kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, Ketiadaan respons ini juga menimbulkan kekhawatiran akan adanya potensi permasalahan dalam pengelolaan proyek, mulai dari perencanaan, hingga pengawasan.
“Kami sangat membutuhkan irigasi yang berfungsi dengan baik untuk mengairi sawah kami,” papar salah seorang warga Desa/Pekon penengahan yang tidak mau di sebutkan namanya.
Saya merasa prihatin dengan kondisi proyek irigasi saluran air sawah tersebut. “Dengan irigasi yang baik, hasil panen kami bisa lebih maksimal”, katanya.
Bahkan hari jumat pagi tadi sekitar pukul 10.00 Wib untuk mengkonfirmasi Ketua atau sektaris taninya tidak bisa di temui di rumahnya, bahkan sudah di ketok-ketok pintu rumah beberapa kali tidak menjawab sama sekali, sedangkan ada beberapa motor salah satu nya ada motor matic putih di depan rumahnya.
Pihak media akan terus berupaya mengawal perkembangan proyek ini, dan meminta klarifikasi dari pihak terkait, termasuk pemborong dan dinas terkait.
Masyarakat diharapkan turut memantau perkembangan dan memberikan dukungan, agar pembangunan irigasi di Desa/Pekon Penengahan dapat segera diselesaikan demi kepentingan bersama.
Tim/hR
Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.











