DAERAH  

Pemkab Anggara : Adakan Rakor Forkopimda, Forkopimcam dan Pengulu Kute

Rapat Koordinasi Forkompinda, Forkopimcam dan Pengulu Kute/Kepala Desa diselenggarakan, di aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan jalan Kutacane – Blangkejeren, Desa Tanah Merah Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara, Kamis 30/112023.

KUTACANE – haba RAKYAT | Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dengan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) dan Pengulu Kute (Kepala Desa) diselenggarakan, di aula Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan jalan Kutacane – Blangkejeren, Desa Tanah Merah Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara, Kamis 30/112023.

Tampak Forkopimda hadir lengkap dalam rapat Koordinasi ini, mulai dari PJ Bupati, Ketua DPRK, Kapolres, Dandim 0108, Kajari, Sekda, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Mahkamah Syariah dan Ketua Majelis Adat Alas (MAA), dan juga dihadiri oleh Unsur Forkopimcam 16 Camat, Danramil, Kapolsek dan Pengulu Kute (Kades) dari masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara.

PJ Bupati Drs. Syakir M.SI mengatakan, “Aceh Tenggara sedang diuji, dan harus ada yang dikoreksi secara horizontal kerjasama bahu membahu membantu, saudara yang tertimpa musibah juga secara vertikal tingkatkan ibadah”, kata Syakir.

Ia mengemukakan, agenda subuh keliling oleh forkopimda jama’ah shalat subuh kerap sepi, masyarakat lokal paling satu shaf, bahkan ada yang tidak ada jama’ahnya, ungkapnya.

Beliau menyampaikan, untuk koordinasi dan alur informasi seharusnya ada alur informasi dari Pengulu Kute ke Camat baru di informasikan ke Kabupaten yang dikelola dengan baik, dan diharapkan pengulu jadi mediator dan fasilitator di masyarakat, serta Pengulu Kute harus terdepan dalam menyampaikan informasi kejadian yang terjadi di desa masing-masing, paparnya.

Lebih lanjut, ia juga menceritakan kisah sebagai salah satu saksi hidup tsunami Aceh Tahun 2004, sewaktu kejadian itu, saya sedang berada berjarak sekitar 100 meter dari posisi kapal apung, yang sekarang menjadi monumen dan sejarah tsunami Aceh, katanya.

PJ Bupati Aceh Tenggara Drs. Syakir M.SI menghimbau bahwa, memasuki tahun politik saat ini, pengulu dan perangkat desa harus netral, tidak boleh terlibat aktif dalam kampanye, apalagi masuk dalam partai politik, terang Syakir.

Selanjutnya Syakir mengajak semua unsur elemen masyarakat, “Mari kita pupuk sinergi kerjasama bahu membahu, terutama dalam usaha pengendalian, dalam menghadapi bahaya banjir”, pintanya.

Kapolres Aceh Tenggara, AKBP R Doni Sumarsono SIK, M.H menyampaikan, sudah hari ke 18 bencana yang menimpa Aceh Tenggara membangun kesepakatan, bahwa bencana ini tak boleh lagi terjadi di Aceh Tenggara kedepannya, ucapnya.

Karena kita seharusnya jadi konsultan pemecahan masalah, dan bukan sebagai penimbul masalah, serta bukan hanya jembatan rusak yang perlu direkonstruksi, akan tetapi budaya dan adat-istiadat juga harus lebih diperbaiki, dan dijaga nilai-nilai kebaikannya seperti kerjasama bahu, pinta Kapolres.

Kapolres melanjutkan, “Selain jembatan ambruk, budaya adat istiadat kita juga hancur, karena ini jadi intisari masalah yang harus rekonstruksi ulang dengan baik”, katanya.

Selain itu, Ketua DPRK Deni Febrian Roza S.STP M.SI dalam rakor ini sedikit mengkritisi, kurang rapinya penanganan dan koordinasi yang belum searah, dan penyaluran bantuan yang belum dikoordinir dengan baik dalam penanganan korban banjir, dan juga tentang pentingnya mengganggarkan dana untuk bantuan perbaikan rumah masyarakat yang rusak, karena bencana alam tahun ini serta normalisasi sisi hulu sumber banjir, karena banyak kayu dan batu-batu besar yang berpotensi terbawa arus air, sehingga direlokasi hingga tidak berpotensi mengenai rumah masyarakat kembali, papar Deni.

Dandim 0108 Letkol INF Muhammad Sujoko menyerukan dan mengajak peserta rakor dengan semangat bersama-sama untuk, “Mewujudkan masyarakat Aceh Tenggara yang religius, berbudaya mandiri unggul dan religius”, ajak Dandim.

Wakil Ketua MPU Ustadz Baharuddin Numbur mengatakan, “Sejak tahun 2016 sudah di sosialisasikan bahaya judi online, karena sekarang judi online bahayanya bisa dilakukan dari dalam kelambu, bukan seperti judi tempo dulu yang dikejar-kejar oleh aparat, sekarang judi sudah sangat canggih, jadi kita harus berkerjasama bahu-membahu semangat gotong-royong harus ditingkatkan, dan yang terpenting shalat 5 waktu berjama’ah di masjid harus ramai di setiap waktu, karena itu indikator Aceh Tenggara agar lebih baik lagi dimasa kedepannya”, pungkas Ustadz Baharuddin Numbur.

Toni Pengulu.