OPINI  

Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan (Agent Of Change)

Penulis : Tgk. Saidul Bariza (Dewan Guru Dayah Babussa’adah Al Munawwarah Simpang Dama dan Anggota PC RTA Kabupaten Aceh Utara).

Kata “Pemuda“ merupakan istilah yang digunakan untuk individu yang secara fisiknya sedang mengalami perkembangan atau pertumbuhan. Secara psikis, pemuda merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan mental dan emosional, sehingga jiwa muda dengan kesigapan mental dan pemikirannya mampu membawa perubahan terhadap suatu bangsa, baik dimasa kini maupun masa mendatang.

Dalam kesehariannya, setiap pemuda juga memiliki tanggung jawab penuh terhadap dirinya masing-masing dalam mengasah mental dan kemampuan. Tentunya, tanggung jawab besar yang sejatinya sudah menjadi keharusan bagi setiap pemuda ini sangat erat ketergantungannya dengan pendidikan dan pergaulan yang mereka tempuh dimasa sekarang.

Tanggung jawab besar yang dipikul oleh para pemuda ini tentunya karena mereka merupakan generasi bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa sangat bergantung pada sukses atau tidaknya para pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Istilah sentral pemuda sebagai Agent Of Chage ini bukanlah ditetapkan kemarin sore, tetapi istilah ini telah terlebih dahulu digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam Sabdanya.

Bahkan Presiden Pertama RI, Ir. H. Soekarno dalam pidatonya juga menegaskan tentang betapa pentingnya pemuda sebagai aset berharga sebuah negara dan bangsa. Kala itu, Bung Karno mengatakan, “Berikan aku 10 Pemuda, maka akan aku goncangkan Dunia,”. Statmen itu tentunya menjadi landasan utama terkait sentralnya pemuda sebagai Agent Of Change (Agen Perubahan).

Bahkan, sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945, para pemuda telah berhasil mencuri panggung dalam hal membawa perubahan. Hal ini bisa kita asumsi dari lahirnya “Sumpah Pemuda” pada tahun 1928, dimana kala itu para pemuda bersatu dan berjuang untuk negara dan bangsanya.

Tentang sentralnya pemuda sebagai generasi penerus bangsa juga telah lebih dulu digambarkan oleh sosok idola kita Sang Baginda Rasul Nabi Muhammad SAW.

Dalam sebuah Hadist, Rasululah menerangkan, “Pemuda Hari Ini adalah Pemimpin Masa Mendatang“. Berdasarkan penuturan sang sosok Agung itu, maka tidak bisa kita pungkiri bahwa pemuda memiliki eksistensi dan pengaruh besar terhadap negara dan bangsanya.

Bahkan, di dalam Al Qur’an surah Al Kahfi, Allah Swt juga telah menjelaskan kepada kita tentang sekelompok pemuda yang kuat imannya, hingga Allah Swt menambahkan nikmat dan petunjukNya kepada para pemuda-pemuda itu, dan kisah mereka pun di abadikan dalam Al Qur’an tentang sebuah sejarah dunia Islam yang lebih kita kenal dengan Ashabul Kahfi. Inilah beberapa gambaran tentang sentralnya pemuda sebagai penerus bangsa.

Lantas, pemuda yang bagaimanakah yang memang benar-benar menjadi aset berharga agama, bangsa dan negara sebagaimana yang telah digambarkan dalam Al Qur’an dan Hadits serta sejarah-sejarah pemuda tempo dulu ?. Tentunya, ini menjadi sebuah pertanyaan bagi kita, khususnya para tokoh-tokoh yang sedang memikirkan tentang keadaan bangsa dan negara kita.

Menilik kepada sejarah, pemuda yang berkarakter sebagai penerus dan pemimpin bangsa ke depan adalah pemuda-pemuda yang memiliki nilai-nilai keimanan dan keislaman yang kuat dan kokoh, yang tak lapuk dan lekang dalam segala situasi dan kondisi.

Kenapa mesti dengan Iman dan Islam?. Karena seseorang yang beriman, dia akan rela berjuang demi agama, bangsa dan negaranya tanpa pamrih dan mengharapkan imbalan apapun, karena yang mereka cari adalah ridha Allah Swt yang telah dijanjikan dalam Al Qur’an.

Sejarah membuktikan, bagaimana dahulunya para pahlawan kemerdekaan yang notabenenya beragama islam dalam memperjuangkan hak-hak bangsa, mereka berjuang hingga titik darah penghabisan mengusir penjajah Jepang dan Kolonial Belanda dari tanah air.

Ingatlah kembali, Indonesia dulunya merdeka juga berkah pekikan takbir berlandaskan kalimat tauhid, takbir keras yang di gelorakan oleh Bung Tomo mampu membuat musuh kocar-kacir kala itu. Perjuangan keras hingga mati sebagai syuhuda yang namanya harum hingga kini diperagakan oleh Tgk. Chik di Tiro, Tgk. Umar Djohan Pahlawan, Tjut Nyak Dhien, Tjut Mutia, Sultan Diponegoro dan para pejuang kemerdekaan lainnya.

Walhasil, Indonesia tercinta mampu memukul mundur para penjajah dari tanah air dan resmi dinyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945. Perjuangan tersebut berlandaskan iman yang kuat dan kokoh, sehingga para pahlawan kita tidak gentar apalagi takut karena sejatinya yang mereka lakukan adalah tugas dan kewajiban untuk membela agama, bangsa dan negara. Begitulah refleksi semboyan dari Al Qur’an yang berhasil di implementasikan oleh pejuang-pejuang kita.

Namun, peran pemuda sebagai agen perubahan kian hari kian menurun dan seakan terlupakan. Di Era global ini, di saat teknologi semakin canggih dan komunikasi semakin bebas tak terkendali, perlahan mindset sebagian pemuda pun menurun drastis. Mereka tidak lagi memikirkan tentang tanggung jawab dan sentralnya individu mereka terhadap agama, bangsa dan negara.

Sikap acuh tak acuh pun ditunjukkan dengan tanpa merasa bersalah karena telah melepaskan mandat dan amanat mulia dari Rasul dan para pendahulu. Fakta membuktikan, pemuda pemuda masa kini hidupnya lebih asyik dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi masa mendatang. Kita lihat di pinggir-pinggir jalan, warung-warung dan tempat nongkrong lainnya, dimana para remaja dan pemuda menghabiskan waktunya untuk berhura-hura seperti bermain game, judi online seperti chip domino, ugal-ugalan dan lain sebagainya.

Belum lagi tentang rencana musuh-musuh Islam yang terus berusaha semaksimal mungkin untuk menghancurkan mental dan moralitas generasi bangsa kita, baik melalui internet maupun narkotika.

Bahkan jika kita melihat berita-berita yang beredar, sudah cukup banyak narkotika jenis sabu yang dipasokkan ke negera kita, terutama Aceh. Terakhir pihak Kepolisian berhasil menggagalkan penyelundupan narkotika jenis sabu dalam jumlah yang besar. Tentunya, ini merupakan tantangan besar untuk bangsa kita. Jika moral dan mental para pemuda perlahan mulai hancur, maka bisa kita pastikan itu akan menjadi awal dari kehancuran sebuah bangsa. Na’uzubillah.

Menyikapi kasus tersebut, setelah menelusuri kiprah pemuda tempo dulu dan melihat masalah besar yang sedang menimpa pemuda kita hari ini, maka tidak ada jalan lain selain berusaha menyelamatkan para pemuda kita sekarang dari hal-hal negatif yang berimbas kepada mundurnya bangsa kita di masa mendatang. Karenanya, dalam hal ini sangat diperlukan perhatian dan dukungan dari pihak keluarga, lingkungan, aparat keamanan dan para alim ulama kita.

Secara pribadi, penulis sangat mengapresiasi langkah pihak Kepolisian dalam kinerjanya dan khususnya dalam kesadaran dan kemauan mereka dalam melakukan kegiatan penyuluhan terkait bahayanya narkoba.

Namun demikian, semua itu tidak akan maksimal jika iman per individu masih lemah dan belum mumpuni untuk melawan tantangan zaman dan serangan musuh.

Langkah pertama yang sangat harus kita tempuh sekarang ini untuk menyelamatkan generasi bangsa adalah dengan memberikan kontribusi dan solusi untuk menguatkan iman setiap pemuda-pemuda kita khususnya.

Dalam hal tersebut, kita tahu tempatnya adalah Pesantren. Ya, Pesantren atau Dayah merupakan tempat yang sangat layak dan cocok untuk memantapkan keimanan generasi bangsa kita, karena kita tahu, akar dari semua kasus dan menyimpangnya sebahagian pemuda adalah karena lemahnya iman mereka. Kini, Fakta membuktikan bahwa Dayah/Pesantren merupakan benteng pertahanan yang paling utama dan kokoh dalam menangkal setiap serangan musuh yang datang silih berganti.

Disamping itu, Dayah/Pesantren sekarang juga telah berhasil menciptakan kader-kader terbaik mereka dan bahkan tidak sedikit dari lulusan Dayah yang diterima di instansi pemerintahan.

Dibalik kemunduran sebahagian besar para pemuda, kita juga patut berbangga karena kini sosok-sosok Milenial dari berbagai Aliansi dan Ormas pun turut bermunculan menyikapi dan membenahi secara perlahan setiap kemunduran dan cacat mental generasi kita.

Perlu diketahui, bahwa sebahagian besar dari milenial pembawa perubahan itu merupakan lulusan ataupun santri dayah. Maka sangat tidak bisa kita pungkiri, dayah memiliki peran penting untuk mencetak kader terbaik dan memulihkan mental mental para generasi kita.

Pemuda Hebat dan Bermartabat adalah pemuda yang kuat dan kokoh imannya.
Mari kita selamatkan generasi bangsa melalui pendidikan dayah dan pasokan ilmu agama demi menguatkan mental dan mengokohkan iman sang Agen Perubahan. Walillahil-hamd.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca setia media haba RAKYAT di manapun berada. [*]