DAERAH  

Pj Gubernur Aceh Tinjau Bendungan Rukoh, Molor Dari Target Kementerian

Sigli,haba RAKYAT | Penjabat (Pj) Bupati Pidie, Ir. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., menerima Kunjungan Kerja (Kunker) Pj Gubernur Aceh, H. Bustami Hamzah, S.E., M.Si., dalam rangka peninjauan proyek pembangunan Bendungan Rukoh di Gampong Alue, Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie, Selasa, (30/04/2024) sore.

Pada Kunker tersebut, Pj Gubernur beserta rombongan melihat langsung proses pengerjaan Bendungan Rukoh yang mana pengerjaan fisiknya saat ini sudah mencapai 64,04%. Dan pada Juni 2024 mendatang ditargetkan untuk pengerjaan bagian utama bendungan yang meliputi timbunan, kurang lebih 20 meter.

Sementara untuk pembebasan lahan sudah mencapai 92%, dan sisa lahan saat ini masih dalam inventarisasi dan identifikasi oleh BPN Kabupaten Pidie.

Pembangunan Bendungan Rukoh ini akan dimanfaatkan sebagai keperluan irigasi persawahan, pembangkit listrik 4 MW, pengendalian banjir di hilir sungai rukoh, serta sebagai tempat pariwisata.

Pj Gubernur dalam kesempatan tersebut menyampaikan harapannya agar pembangunan Bendungan Rukoh dapat segera terselesaikan, sehingga seluruh masyarakat Pidie dapat merasakan dampak serta manfaat dari pembangunan bendungan ini.

Ia juga berharap agar pembangunan ini dapat mencapai 90% di penghujung Desember 2024, hal ini disampaikannya karena selama ini masyarakat kesulitan dalam bertani dan terdampak banjir saat musim penghujan.

Pada kesempatan ini ia juga mengajak semua pihak yang terlibat dan seluruh lapisan masyarakat untuk terus bersinergi, agar pembangunan Bendungan Rukoh dapat selesai sesuai dengan waktu yang ditargetkan.

Usai mengunjungi Bendungan Rukoh, Pj Bupati Pidie dan Pj Gubernur Aceh beserta seluruh rombongan menuju Pendopo Bupati Pidie untuk makan malam bersama.

Hadir pada kunjungan tersebut, Pangdam IM, Mayjen TNI Niko Fachrizal, M.Tr (Han), Kapolda Aceh, Irjen Pol. Achmad Kartiko, S.I.K., M.H., Kajati Aceh, Drs. Joko Purwanto, S.H., Ketua DPRA, Zulfadli, A.Md., Dandim 0102/Pidie, Letkol Inf. Abd. Jamal Husin, M.Han., Kapolres Pidie, AKBP. Imam Asfali, S.I.K., M.H.

Kemudian, Plt. Kajari Pidie, Ibnu Firman, S.H., Ketua pengadilan Negeri Pidie, Eliyurita, S.H., M.H., Sekda Pidie, Drs. Samsul Azhar, Kacabjari Pidie di Kota Bakti, Yudha Utama Putra, S.H., Kepala PPK Bendungan Rukoh, Variadi., Kadis PUPR Pidie, Buchari, AP., M.Si., serta sejumlah pejabat terkait lainnya.

Sebagaimana diketahui, saat meninjau Bendungan Rukoh, pada Rabu (19/10/2022) lalu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan pembangunan Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, rampung pada 2023, sehingga dapat segera dimanfaatkan sebagai sumber pengairan lahan irigasi dan pengendalian banjir.

“Bendungan Rukoh merupakan salah satu dari 13 bendungan yang harus selesai pada tahun 2023. Diharapkan dapat rampung pada Agustus 2023, lebih cepat dari target kontrak yakni Desember 2023. Saat ini progresnya sekitar 45%,” kata Menteri Basuki pada waktu itu.

Bendungan Rukoh berada di aliran Sungai Krueng Rukoh yang juga dihubungkan dengan Krueng Tiro dengan bendung pengarah sehingga menjadi satu sistem yang saling mendukung.

“Ini merupakan inovasi sistem yang unik dan bagus. Jadi air dari Tiro kita bawa ke Rukoh. Rukoh ini kapasitas bendungannya besar tetapi debit sungainya kecil, sedangkan Tiro kapasitas bendungnya kecil tetapi debit sungainya besar. Sehingga potensi banjir di Tiro dapat dikurangi dan dimanfaatkan untuk irigasi di Rukoh,” jelas Menteri PUPR.

Bendungan Rukoh akan mengairi lahan persawahan Daerah Irigasi Baro Raya seluas 11.950 hektare (ha), khususnya di Kecamatan Kembang Tanjong yang berada di paling hilir Daerah Irigasi Baro Raya.

“Dengan hadirnya bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali setahun menjadi tiga kali setahun, karena ketersediaan air lebih terjamin,” ungkap Menteri.

Dalam tinjauan tersebut Menteri Basuki juga kembali mengingatkan kontraktor pelaksana maupun konsultan supervisi untuk mengutamakan aspek kualitas, estetika, dan lingkungan dalam pekerjaan pembangunan bendungan.

“Jangan sampai merusak hutan dalam proses pembangunan, kalau memang tidak dibutuhkan jangan menebang pohon. Hal ini semua menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, Presiden sering menyampaikan kalau PUPR ini identik dengan beton dan Presiden mengarahkan untuk kembali memperhatikan alam dan lingkungan,” ujar Menteri PUPR.

Bendungan Rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing masing kontraktor, PT. Nindya Karya (Persero) untuk paket 1 dengan nilai kontrak Rp377 miliar.

Sedangkan paket 2 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk – PT. Adhi Karya (Persero) dan PT. Andesmont Sakti, KSO dengan nilai kontrak Rp1,12 triliun.

Selain sebagai sumber irigasi, Bendungan Rukoh juga diharapkan dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,90 m3/detik bagi 22.848 jiwa di wilayah Kecamatan Titeue dan kecamatan lannya di Kabupaten Pidie.

Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 1,22 MW, serta mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Pidie untuk periode ulang 50 tahunan, dan sebagai destinasi wisata.

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, pada waktu itu, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, dan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I Heru Setiawan.(AA/hR)

Sumber : Prokopim Setdakab Pidie dan Kementerian PUPR RI.