DAERAH  

Ratusan Korban Banjir di Gampong Blang Andam Terabaikan, Tiga Hari Bertahan di Masjid Tanpa Posko Pengungsi

Ratusan warga dari empat gampong terdampak banjir parah mengungsi saat mengungsi di Masjid Manarul Huda Gampong Blang Andam pada Kamis 27/11/2025. Foto : Ist/Azahry Raiz/haba RAKYAT.

ACEH TIMUR – haba RAKYAT l Akibat banjir besar yang melanda seluruh kecamatan di Aceh Timur sejak Kamis (27/11) telah menghancurkan sejumlah rumah warga dan fasilitas umum. Di Kecamatan Madat dari 26 desa semua terdampak banjir.

Pada hari pertama banjir tiba, ratusan warga dari empat desa terpaksa menyelamatkan diri ke Masjid Manarul Huda Gampong Blang Andam, Kecamatan Madat. Adapun warga desa yang mengungsi dari, Gampong Bintah, Matang Nibong, Seneubok Pidie.

Ketua pemuda Gampong Blang Andam Azhar sapaan akrab Raiz Azhar mengatakan bencana yang begitu besar dan banyak warga yang kehilangan harta benda bahkan nyawa. Namun krisis kemanusiaan masih senyap di Gampong Blang Andam, Kecamatan Madat hingga berita ini tayang.

Sementara berbagai desa lain di Aceh Timur telah menerima bantuan logistik berlapis dari pemerintah, relawan, hingga perusahaan, warga Blang Andam justru seperti tidak masuk dalam radar siapa pun dan luput dari bantuan atau perhatian pemerintah.

“Sejak hari pertama banjir, tidak ada satu pun posko pengungsian resmi yang dibuka. Warga terpaksa menyelamatkan diri ke Masjid Manarul Huda, menjadikan rumah ibadah itu sebagai benteng terakhir bertahan hidup selama tiga hari. Tanpa dapur umum, tanpa pelayanan, tanpa pendataan hanya bertahan dengan makanan seadanya yang mereka bawa sendiri, di hari kedua ada 3 sak beras ukuran 15 kg dari H Tarmizi (Taprang) pada Kamis (3/12) ada 5 sak beras ukuran 15 kg dan empat bungkus roti Unibis dari Tgk Muhammad Abdul Samad keduanya anggoata DPRK Aceh Timur, “kata Azhar seraya menambahkan bantuan yang sangat minim ini menimbuhkan dampak sosial.

Ironisnya, setelah air mulai surut, ada 295 KK warga Blang Andam dipaksa oleh keadaan harus pulang ke rumah yang masih dipenuhi lumpur tebal. Padahal rumah-rumah mereka belum layak huni, tetapi tidak ada pilihan lain. Tidak ada tempat pengungsian, tidak ada bantuan, tidak ada pemerintah baik dari kecamatan atau kabupaten yang hadir memberikan pertolongan untuk korban yang terdampak.

Zainuddin Sekdes Blang Andam saat dihubungi media ini mengatakan sebanyak 295 KK di Blang Andam terpaksa menyelamatkan diri ke Masjid saat air tiba, dan di tambah lagi dari Matang Nibong, Bintah dan Gampong Seneubok Pidie, mereka semua datang secara mendadak menyelamatkan diri dari kepungan banjir, hari ini semua mereka pulang kerumah masing-masing, ujarnya.
.
Namun! yang paling menyakitkan hati warga adalah ketimpangan bantuan yang begitu mencolok. Di saat desa-desa lain mendapat kiriman logistik secara bertubi-tubi — dari beras, mi instan, minyak goreng, pakaian, hingga layanan kesehatan warga Gampong Blang Andam justru seperti terabaikan.

Padahal dari hari pertama mengungsi ke Masjid, ada ibu ibu hamil, ada lansia yang sakit, di saat situasi kian mengkhawatirkan seperti ini. “kami kuatir anak-anak akan jatuh sakit akibat air kotor dan sanitasi yang buruk. Tidak ada tenaga medis yang datang. Tidak ada petugas kecamatan yang melihat langsung kondisi warga. Tidak ada pemerintah baik dari Kecamatan atau kabupaten yang turun memeriksa apa yang sebenarnya terjadi,”

Warga mempertanyakan: siapa yang bertanggung jawab atas ketidakadilan ini? Bagaimana mungkin ada desa yang dipenuhi bantuan, sementara untuk desa Blang Andam seakan hilang dari daftar?

Kondisi ini harus segera dijawab. Warga mendesak pemerintah kabupaten, BPBD, Dinas Sosial, dan seluruh pihak terkait untuk segera turun tangan, membuka posko, menyalurkan logistik, dan memberikan layanan kesehatan sebelum situasi berubah menjadi tragedi kemanusiaan yang lebih besar.

Raz/hR


Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca