Aceh Utara – haba RAKYAT | Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman akrab disapa Haji Uma kembali bantu memfasilitasi seorang pemuda di Aceh Utara yang sudah lama menderita infeksi pada bekas operasi usus buntu, untuk berobat ke RSUD dr Zainoel Abidin, Banda Aceh. Senin (14/11/2022)
Iqram (22) adalah warga Desa Alue Majron Kecamatan Syamtalira Bayu ia seorang pemuda yang terinfeksi Penyakit Usus Buntu,
Mengetahui hal itu, Haji Uma kemudian menyerahkan bantuan kepada orangtua pria tersebut untuk biaya makan selama menjaga Iqram di RS tersebut.
Walaupun sedang berada di Jakarta, akan tetapi Haji Uma menugaskan stafnya Hamdani alias Matnu untuk menjemput pemuda tersebut di rumahnya.
Hamdani tiba di rumah orangtua Iqram sekira pukul 11.00 WIB. Saat itu Ia sedang terbaring lemas dengan kondisi tubuhnya semakin kurus terlihat tulang dibalut kulit.
Dari foto-foto yang masih di simpan di Handphone sebelum ia sakit, Iqram adalah pemuda yang bertubuh gempal. Sayangnya ia mengalami infeksi di bagian perutnya setelah dua pekan dioperasi usus buntu di RSUD Cut Meutia Aceh Utara.
Setelah berkomunikasi dengan orangtua Iqram bernama, Rosmani/Mukhlis, kemudian Iqram dibawa dengan cara diusung pakai tandu lipat medis ke Mobil ambulance yang terpaut sekitar seratus meter, karena tak bisa menjangkau rumah korban.
“Pak Haji (Haji Uma) tidak bisa hadir ke sini karena masih berada di Jakarta. Jadi beliau menitip salam untuk keluarga disini, dan mengutus saya untuk memfasilitasi berobat Iqram ke Banda Aceh,” ujar Hamdani kepada Rosmani.
Haji Uma terang Hamdani, akan membantu biaya makan. “Selama ini rumah sakit, ibu tidak perlu memikirkan biaya makan, karena ditanggung Haji Uma. Ibu fokus merawat Iqram sampai sembuh,” papar Hamdani.
Sebelumnya dibawa ke RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh, Iqram harus dibawa ke UGD RSU Cut Meutia Aceh Utara untuk dipasang cairan infus. Meskipun awalnya menolak dibawa ke RS tersebut, setelah dibujuk Iqram akhirnya mengamini.
Sebelumnya petugas medis Puskesmas Syamtalira Bayu sudah berusaha memasang infus. Namun, sulit menemukan vena pada lengan korban.
Hamdani juga mendampingi pengantaran Iqram bersama dua orang tuanya ke Banda Aceh dengan Ambulance, berangkat sekitar pukul 14.00 WIB.
Sepanjang perjalanan mereka sering berhenti untuk membersihkan cairan sejenis nanas yang terus keluar di bagian luka bekas operasi yang berinfeksi.
“Kata orangtua korban jika tidak dibersihkan cairan dari bagian luka itu, bisa menyebabkan gatal-gatal pada tubuh Iqram,” ujar Hamdani mengabari setelah tiba di Banda Aceh pada pukul 23.00 WIB.
Sementara itu Mukhlis kepada awak Media menceritakan anak tirinya itu dioperasi usus buntu. “Ia mengalami sakit perut, setelah setahun lebih bekerja di Malaysia di sebuah toko kelontong,” katanya.
Walau orang tua Iqram pernah meminta ia pulang, karena kondisiya sudah sakit, tapi Iqram belum bersedia dengana alasan ingin membangun rumah orangtuanya.
“Setelah pulang dari Malaysia langsung kami bawa ke RSUD Cut Meutia. Dokter menyebutkan usus buntu kambuh sehingga harus dioperasi,” ungkap Mukhlis.
Lanjutnya, setelah dua pekan dioperasi pada bagian luka tersebut mengalami infeksi, dan semakin hari semakin parah.
“Tapi setelah dioperasi kami disuruh pulang petugas, kami menolaknya, karena kondisi anak kami belum sembuh,” cerita Mukhlis. Pun menolak, tapi akhirnya Mukhlis harus membawa pulang anaknya.
Sementara kondisi luka pada bagian operasi itu semakin parah, sehingga ia membawa anaknya ke Banda Aceh dengan menyewa Hiace untuk jatah tiga penumpang agar Iqram bisa berbaring.“Karena kami tidak tahu harus mencari ambulance ke mana,” ujar Mukhlis.
Kondisi ini terus menerus berulang sampai empat kali termasuk dengan menggunakan Mobil L-300. Ia mengaku juga sudah berusaha mencari bantuan ke instansi terkait di Aceh Utara, tapi tidak sesuai yang dibutuhkan.
Oleh karenanya orangtua Iqram sangat berterimakasih kepada Haji Uma yang sudah bersedia memfasilitasi dan membantu biaya makan untuk dirinya selama menjaga anaknya Iqram di RS.
Haji Uma melalui telepon seluler nya kepada media ini menyebutkan, dirinya mendapat informasi dari warga tentang kondisi Iqram yang mengalami infeksi pada bagian bekas luka operasi. Orangtua korban melalui warga menyampaikan permohonan bantuan.
“Kalau dibiarkan di rumah tidak memungkinkan, karena butuh penanganan medis. Setelah kita terima surat permohonan kemudian kita langsung tugaskan staf untuk memfasilitasinya berobat,” ujar Haji Uma.
Haji Uma menjelaskan bahwa, selain memfasilitasi Iqram berobat, ia juga menanggung biaya makan orangtua korban selama merawat anaknya di rumah sakit.
“Sama seperti warga lainnya yang selama ini kita bantu, kita menanggung biaya makan kepada orang yang mendampingi pasien selama di rumah sakit sampai pasien sembuh,” ungkap Haji Uma.
Haji Uma juga menyampaikan terimakasih kepada unsur Muspika Syamtalira Bayu dan petugas medis di Dinas Kesehatan Aceh Utara, yang ikut hadir saat evakuasi Iqram ke RS. (rilis/Rais Azhary)