Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) turun kejalan, kecelakaan tunggal mobil Nissan X-Trail di ruas Tol Lampung, yang berujung pada penemuan mengejutkan 34 paket berisi 194.631 butir pil ekstasi dan sebuah lencana Polri di kursi pengemudi. Foto : Wiji Lastini/haba RAKYAT.
LAMPUNG SELATAN – haba RAKYAT | Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) menyebut kecelakaan tunggal mobil Nissan X-Trail di ruas Tol Lampung, yang berujung pada penemuan mengejutkan 34 paket berisi 194.631 butir pil ekstasi dan sebuah lencana Polri di kursi pengemudi, telah memicu gelombang pertanyaan dan kecurigaan publik yang mendalam.
Pengemudi yang melarikan diri sesaat setelah kecelakaan menimbulkan dugaan kuat adanya jaringan narkoba skala besar yang memanfaatkan jalur ini.
Tri Rahmadona Ketua PERMAHI, mengatakan penemuan narkoba sebanyak ini bukan hanya kasus pidana biasa, tapi merupakan serangan serius terhadap masa depan bangsa.
“Puluhan ribu butir ekstasi berpotensi merusak ribuan generasi muda, merenggut masa depan, dan menghancurkan tatanan sosial. Kasus ini menjadi alarm bahwa Lampung, sebagai pintu gerbang Sumatera menuju Jawa, kian rentan menjadi koridor utama penyelundupan narkotika,” ujar Tri, pada Senin (24/11/2025).
Dikatakan, misteri semakin pekat dengan temuan lencana Polri di dalam mobil. Meskipun Kabid Humas Polda Lampung telah menjelaskan bahwa lencana tersebut bisa didapatkan secara bebas dan tidak otomatis menunjukan identitas pelaku adalah Anggota Polri, publik tidak bisa diyakinkan dengan mudah.
“Pertanyaannya, mengapa penyelundup narkoba membawa atribut kepolisian? Apakah ini hanya taktik penyamaran, ataukah justru mengindikasikan keterlibatan oknum dalam jaringan kejahatan narkotika tersebut?” kata Tri bergidik.
Maka, selaku Ketua PERMAHI, ia mendesak Kapolda Lampung untuk menuntaskan kasus ini.
“Ini adalah ujian integritas dan kemampuan bagi kepemimpinan Polda, khususnya bagi Kapolda Lampung. Publik menuntut gerak cepat dan penuntasan kasus ini dalam waktu sesingkat-singkatnya,” ujarnya.
Tri juga menyampaikan, bahwa Polri memiliki sumber daya manusia (SDM) dan alat canggih yang mumpuni. Sehingga tidak ada alasan bagi pelaku yang melarikan diri untuk tidak dapat dilacak dan ditangkap.
“Penangkapan pengemudi adalah kunci untuk membongkar jaringan yang lebih besar,” tandasnya.
“Mungkinkah penemuan ribuan butir ekstasi ini hanya “pengalihan” untuk mengelabui penegak hukum, sementara penyelundupan yang jauh lebih besar sedang berlangsung di tempat lain? Kapolda harus memastikan penyelidikan tidak berhenti pada pengemudi, tetapi harus menyentuh hingga ke bandar besar dan mengungkap kemungkinan adanya koneksi dengan oknum aparat,” ungkapnya.
“Kapolda Lampung didesak untuk menunjukkan taringnya. Jika dalam waktu yang wajar kasus besar dengan barang bukti yang spektakuler ini tidak mampu diungkap, maka kepercayaan publik terhadap institusi akan anjlok,” lanjut dia.
Menurut dia, kegagalan menuntaskan kasus sebesar ini akan menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen Polda Lampung dalam memberantas narkoba, dan mungkin saja membenarkan desakan publik agar Kapolda mundur dari jabatannya.
WL/hR
Eksplorasi konten lain dari Media haba RAKYAT
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





