DAERAH  

Wujudkan Ketahanan Nasional, Pemkab, Kodim 0102/Pidie, Polres dan Kejati Lakukan Penanaman Serentak Agroforestri Pangan di Batee

Sigli,haba RAKYAT I Pemerintah terus menggenjot ketahanan pangan nasional melalui program penanaman serentak Agroforestry Pangan. Program ini mencakup budidaya padi gogo dan tanaman Multi-Purpose Tree Species (MPTS) yang digelar di 26 titik nasional, dengan pusat kegiatan di Indramayu, Jawa Barat.

Di Kabupaten Pidie, kegiatan ini dihadiri oleh Kadis Pertanian dan Pangan (Distanpan), Hasballah, S.P., M.M., yang mewakili Pj. Bupati Pidie, Drs. Samsul Azhar, Pabung Pidie Jaya Kodim 0102/Pidie, Mayor CPL Hendriyanto, yang mewakili Dandim 0102/Pidie, Letkol Inf Andi Irsan M. Han.

Kemudian, Wakapolres, Kompol Misyanto, S.E., M.Si., yang mewakili Kapolres, AKBP Jaka Mulyana, S.I.K., M.I.K., dan Kasi Intelijen Kejari, Muliana, S.H., M.H., yang mewakili Kajari Pidie, Suhendra, S.H., M.H., unsur Forkopincam serta Para Tokoh Batee, Gapoktan, serta PPL dari 4 Kecamatan.

Penanaman serentak agroforestri pangan pada lahan kering ini bertempat di Gampong Kulee, Kecamatan Batee, dengan ikut partisipasi masyarakat setempat, Selasa (04/02/2025).

Dalam sambutanya Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., menegaskan pentingnya sinergi sektor kehutanan dan pertanian serta peran aktif masyarakat dalam mendukung program ini.

“Kalau ini berjalan sesuai rencana, dalam waktu singkat Indonesia akan mencapai swasembada pangan. Presiden telah mengeluarkan kebijakan strategis, termasuk perbaikan irigasi Rp12 triliun serta program pompanisasi yang terbukti meningkatkan produksi pertanian meskipun di tengah fenomena El Niño dan La Niña,” ujar Menteri Pertanian.

Penggunaan benih unggul juga menjadi prioritas utama. Dalam tiga tahun ke depan, Indonesia ditargetkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga berpotensi menjadi lumbung pangan dunia.

Data menunjukkan peningkatan produksi padi nasional mencapai 50 persen pada Januari 2025, dengan proyeksi kenaikan 51persen pada Februari dan 52 persen pada Maret.

Dalam sambutannya, Menteri Pertanian juga menyoroti ancaman krisis pangan global yang dapat memicu ketidakstabilan ekonomi, politik, dan sosial.

“Dunia menghadapi krisis pangan dan energi. Jika tidak ditangani dengan baik, stabilitas negara bisa terguncang. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan produksi pangan secara mandiri,” tegasnya.

Agroforestry, Solusi Pemanfaatan Lahan Kering

Program Agroforestri ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam pemanfaatan lahan kering secara produktif. Dengan integrasi tanaman pangan dan pohon bernilai ekonomi tinggi, petani mendapatkan manfaat jangka pendek dari panen padi serta keuntungan jangka panjang dari pohon MPTS.

Sebagai bentuk komitmen, Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan menandatangani MoU tentang sinergi kedua kementerian dalam pengembangan pertanian berbasis agroforestri. Selain itu, dilakukan penyerahan benih padi secara simbolis kepada perwakilan petani sebagai langkah awal pelaksanaan program ini.

Dengan sinergi pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, program ini diharapkan berdampak nyata bagi ketahanan pangan nasional. Indonesia tidak hanya berupaya mencapai swasembada pangan, tetapi juga mengurangi ketergantungan impor serta memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi bangsa.

Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian, keberhasilan program ini dapat menjadi fondasi bagi Indonesia sebagai kekuatan utama sektor pangan global.

“Jika kita konsisten, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan menjadi negara yang tidak hanya mandiri pangan, tetapi juga mampu membantu negara lain yang mengalami krisis pangan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kadistanpan Pidie, yang mewakili Pj. Bupati, dalam keterangannya mengatakan, Pemkab Pidie melaksanakan penanaman Padi Gogo di lahan perkebunan dalam rangka mendorong terwujudnya swasembada pangan yang di canangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Pemkab Pidie melalui Distanpan atas arahan Pj. Bupati, bapak Drs. Samsul Azhar, melaksanakan Gerakan Tanam Padi Gogo, seperti halnya pada lahan perkebunan di Gampong Kulee, Batee, seluas 25 hektar”, sebut Hasballah.

Kadistanpan juga menyampaikan, pada kegiatan tersebut turut dihadiri oleh perwakilan dari Kementan RI, yaitu Kepala BBPPTP, Ir. Baginda Siagian, M.Si., Kadistanbun Aceh diwakili oleh Kabid Tanaman Pangan, Syafrizal, S.P., unsur Forkopimda Pidie, unsur Forkopincam, para Babinsa, para Keuchik, serta Gapoktan Kecamatan Batee, juga turut serta para penyuluh pertanian dari 4 Kecamatan.

Tujuan dilaksanakan Gerakan ini, kata Hasballah, adalah untuk mendorong supaya produksi padi pada
2025 di Kabupaten Pidie bisa meningkat, sehingga tercapainya Program Swasembada Pangan.

“Target penanaman Padi Gogo tahun 2025 di Pidie yaitu seluas 250 hektar,
yang tersebar di beberapa Kecamatan, dengan harapan kedepan akan tumbuhnya cluster Padi Gogo. Dan penanaman ini dilakukan dengan pola tumpang sari dengan tanaman cabe. Tentunya ini juga salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pertanian”, terang Hasballah.(AA/hR)