LANGSA, haba RAKYAT | Kepala Dinas Kesehatan Kota Langsa, dr Muhammad Akbar menegaskan, apabila terjadi dampak terhadap efek Teblet Tambah Darah (TTD) yang dikonsumi para siswi akan menjadi tanggung jawab Provinsi Aceh atau Dinkes Aceh.
“Ya Provinsi, karena arahan dari Provinsi Aceh,” tulis WhatsApp yang dikirimnya kepada wartawan, Senin (5/9) petang, dirinya menjelaskan kita sudah melakukan sosialisasi. Sehingga acara hari ini langsung di kunjungi oleh pihak dari Provinsi Aceh,” jelasnya.
Lebih lanjut, Akbar, juga mengirimkan pers realesenya bahwa Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA), adalah dalam rangka penurunan stunting di Provinsi Aceh khusus Kota Langsa, secara serentak.
Menurutnya, GISA merupakan upaya pencegahan stunting secara spesifik yaitu dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri.
Menanggapi itu, Direktur LBH Bening, Sukri Asma mengaku menyayangkan pemberian suplemen Teblet Tambah Darah (TTD) jenis Ferrous fumarate ke siswa SMP dan SMA, tanpa koordinasi dan izin dari orangtua dan wali murid, kan orang tau yang mengetahui record medis anaknya.
“Dinas kesehatan Kota Langsa tidak bisa lepas tanggung jawab terkait persoalan tersebut, semestinya setiap anak diperiksa dulu secara medis kondisi masing-masing anak, tidak semua individu anak butuh asupan,” serupa sebutnya.
Karna hal itu sangat mungkin beresiko seharusnya pemberian obat tersebut disosialisasikan ke orangtua terlebih dahulu. Apalagi banyak orangtua yang tidak tahu terkait pemberian suplemen tersebut,” tandas Sukri Asma. (HR 02)