DAERAH  

Desa Pedesi Agara mentradisi pembante di Masyarakat Aceh Tenggara yang resam unik sambut Lebaran Idul Fitri 1443 H

Kutacane, haba RAKYAT | Adanya Hari kemenangan Idul Fitri 1443 H /2022 M, setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa pada bulan suci Ramadan 1443 H sangat berkah, terasa di desa Pedesi Kabupaten Aceh Tenggara(Kutacane) ini.

Dalam kebiasaan mentradisi ini dengan dilaksanakannya tradisi rutinitas tahunan di daerah itu. Yakni, Me-pebante, sebagaimana kebiasaan tradisi turun temurun tersebut, terlihat salah satu desa Pedesi di pimpin pengulu kute setempat Sukri Desky, se.

Sukri Desky se juga sempat curhat kepada media ini bahwa dalam mengumpulkan finansial ya di bentuk sebuah paniti bergiliran dari tiap tahu di kelompok tali darah di desa tersebut sehingga kelompok tersebut bertanggung jawab mengumpulkan duit buat beli hewan kerbau tersebut secara patungan, dan juga manakala duit ada juga dari berbagai partai berikan jutaan menambah nilai beli kerbau itu karena kampung tersebut selama ini ada kontribusi suara pada pil legislatif umum sehingga dengan ada tidak ada rasa paksaan dengan ikhlas seperti sang politisi PKB H.irmawan itu bantu warga setempat seperti Pedesi ini di setiap tahun partai PKB ini bantu desa ini dengan nila 5 juta rupiah di tiap tahunnya jelas kades ini begitu juga kades sebelum nya dulu tetap komitmen tersebut berjalan dengan lancar papar kades Pedesi ini.

Salah satu sumber media ini juga Al-Ustad Ihsan Swabi Beruh, selaku Tokoh Masyarakat Bambel, Kepada wartawan Minggu (1/5) mengatakan, bahwa Pebante berasal dari kata Mepembante, yang merupakan tradisi lama atau tradisi sudah turun menurun yang rutin  dilaksanakan oleh masyarakat di Aceh Tenggara dalam menyambut Lebaran Idul Fitri, juga merupakan bukti kekompakan kebersamaan dalam sebuah desa seperti desa Pedesi kecamatan Bambel Aceh Tenggara ini. 

Sementara itu juga desa Pedesi ini di pimpin Sukri desky, warga pada terlihat pada mengumpulkan uang  (Patungan) dengan jumlah tertentu, serta begitu juga sesuai kesepakatan desa lainnnya masing-masing untuk membeli hewan ternak, Sapi ataupun Kerbau, yang kemudian akan disembelih satu hari menjelang hari raya idul Fitri(Meugang), selanjutnya juga daging pun kemudian  di bagi rata kepada seluruh penduduk Kampung setempat tersebut.

Oleh karena itu juga tradisi tersebut yang bersifat  kebersamaan dari hasil musyawarah inilah yang menjadi  makna unik tersendiri  masyarakat di Kabupaten tersebut Aceh Tenggara ini dalam menyambut tiap-tiap Hari raya idul Fitri ini dan terlihat idul Fitri 1443 H/2022M ini .

Berkaitan dengan nilai kebersamaan pada momentum idul Fitri 1443 H/2022 “Nilai kekompakan sebuah desa di Aceh Tenggara dapat  dinilai dari segi pebante, dan tradisi ini dilaksanakan satu hari menjelang lebaran,” merupakan juga terlihat disisi lain bermakna harga diri sang pengulu kute dalam memimpin warga nya tersebut, papar ustad ihsan Swabi beruh itu. Kerap sempat sebagai pemerhati di kabupaten Aceh Tenggara ini.

Lebih lanjut katanya bahwa, Pebante merupakan hal yang sangat penting dilakukan, karena selain mempererat silaturrahim antar warga, Pebante juga sebagai lambang kekompakan dalam sebuah desa, dan sudah menjadi tradisi di setiap tahunnya menjelang lebaran di daerah itu.,tambahnya lagi. 

Selanjutnya juga memang sudah menjadi tradisi turun menurun di Kabupaten Aceh Tenggara, karena hal ini juga sebagai penyelaras  perbedaan antar masyarakat dalam menghadapi Lebaran Idul Fitri. paparnya lagi.

Justru itu juga katanya lagi bahwa, “Jika satu desa tidak melaksanakanĀ  tradisi Pebante berarti desa itu sedang ada permasalahan dalam segi kekompakan, atau kebersamaan dalam bermasyarakat,” cetus Tokoh Masyarakat Bambel ini. (Sadikin)