Oleh :
DR. DRS. HANAFIAH, MM
Tun Muhammad bin Tun Genggang yang lebih terkenal dengan nama samarannya TUN SRI LANANG. Lahir di Selayut Batu Sawar-Johor pada tahun 1565 M.
Tun Sri Lanang adalah Seorang petinggi di negeri Johor dengan jabatan Datok Bendahara/Perdana Menteri. Tun SRI Lanang mempunyai seorang isteri bernama Tun Aminah binti Tun Kadut dan 4 orang anak, 3 laki-laki dan seorang perempuan yaitu Tun Anum, Tun Mat Ali, Tun Jenal dan Tun Gembuk.
Menurut sejarah melayu anak cucu Tun Sri Lanang menjadi menjadi para petinggi/bangsawan di Malaysia yaitu Sultan Trengganu, Johor, Pahang dan Selangor.
Selain itu anaknya yang ketiga bernama Tun Jenal merupakan tokoh pembebas Malaka dari penjajahan Portugis pada tahun 1641 M. Malaka dijajah Portugis selama 130 tahun dimulai sejak tahun 1511 M sd 1641 M.
Pada abad Ke 17 M (1613 M) Sultan Iskandar Muda menyerang dan menaklukkan Johor dan Pahang karena telah bekerjasama dengan Portugis.
Kemudian membawa ribuan tentara dan penduduk beserta petinggi negeri Johor dan Pahang ke Bandar Aceh ibukota Kerajaan Aceh Darussalam. diantara petinggi tersebut adalah Sultan Riayat Syah III (Raja Si Ujut) dan adik tirinya Raja Abdullah Ma’ayat Shah (Raja Raden), Putri Kamaliah (Putroe Phang), Pangeran Moghul/Raja Husein dan Tun Sri Lanang.
Situs Cagar Budaya Komplek Makam Raja Reubah. Jl. P. Nyak Makam No. 23 Sp. Kota Baru-Kota Banda Aceh. Foto : Ist/Hanafiah/haba RAKYAT.
Pada masa berada di Aceh Putri Kamaliah menikah dengan Sultan Iskandar Muda, Pangeran Moghul menikah dengan Safiatuddin binti Abdullah Sulaiman (Sultan Iskandar Muda) dan Raja Abdullah Ma’ayat Syah (Raja Raden/Raja Reubah) menikah dengan adik Sultan Iskandar Muda yang bernama Putri Ratna Jauhari atau Putroe Bungong Seulipeh (Putri Kembang Turi), serta mempunyai 2 orang putra yang bernama Raja Bintang dan Pahlawan Syah.
Kemudian pada tahun 1615 M, Tun Sri lanang dinobatkan menjadi TEUKU CHIK/AMPON CHIK (ULEEBALANG) Samalanga yang pertama dan menikah dengan seorang wanita Aceh, serta mempunyai seorang anak yang bernama Tun Rembau yang bergelar Teuku Chik Di Blang Panglima Perkasa.
Selama berkuasa 44 tahun (1615 M – 1659 M), Tun Sri Lanang dapat meningkatkan ekonomi dan pendidikan Agama Islam kepada masyarakat Samalanga dan sekitarnya, serta membangun Mesjid Raya Samalanga dan madrasah-madrasah tempat pengajian yang sampai sekarang masih berfungsi.
Tun Sri Lanang yang juga terkenal sebagai sastrawan dan sebagai penyunting dan penyusun kitab SULALATUS SALATIN meninggal dunia pada tahun 1659 M dan dimakamkan di Gampong Meunasah Lueng Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireun (d/h Kabupaten Aceh Utara).
Sedangkan teman-temannya yang seangkatan tiba di Bandar Aceh pada tahun 1613 M yaitu Sultan Riayat Syah III (Raja Si Ujut) terbunuh/dibunuh serta dimakamkan di Lamteuba Kabuptaen Aceh Besar.
Raja Abdullah Ma’ayat Syah (Raja Raden/Raja Reubah) meninggal dunia karena usia tua di Banda Aceh dan dimakamkan di Komplek makam Raja Reubah Lamlagang-Banda Aceh, Putri Kamaliah (Putro Phang) meninggal dunia di Banda Aceh dan dimakamkan di Kandang Emas dalam komplek makam Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, serta Pangeran Moghul atau Raja Husein yang dinobatkan sebagai Sultan Kerajaan Aceh Darussalam yang ke-13 menggantikan Sultan Iskandar Muda yang mangkat pada tahun 1637 M Aceh dengan gelar Sultan Iskandar Thani (1637 M – 1642 M), meninggal dunia pada tahun 1642 M dimakamkan di Taman Ghairah dekat Gunongan Kampung Kleng Banda Aceh. (NE. Banda Aceh,18 Januari 2025 M).