banner 325x300

banner 728x90

DAERAH  

BPBA Bersama LIPGA Sosialisasi Pembinaan Pengetahuan Kebencanaan Menuju Desa Destana

banner 120x600

Aceh Tengah – haba RAKYAT | Badan Penanggulangan Bencana Aceh, gandeng Lembaga Ikatan Pemuda Gayo Antara (LIPGA), melaksanakan kegiatan program Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana di Kabupaten Aceh Tengah, pelaksanaan kegiatan berlangsung selama dua hari di Linge Land Hotel, Takengon, Senin – Selasa (21 – 22 November 2022).

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar, dalam rangka pengelolaan resiko bencana berbentuk “Pembinaan Pengetahuan Kebencanaan Menuju Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Aceh Tengah”.

Di hari pertama kegiatan, dimoderatori Dr. Edy Putra Kelana, menghadirkan berbagai narasumber, diantaranya Bupati Aceh Tengah, Dandim 0106 Aceh Tengah, Kapolres Aceh Tengah, Anggota DPR Aceh Bardan Sahidi, Kalaksa BPBD Aceh Tengah Ir. Andalika,ST dan Ketua DPRK Aceh Tengah. Peserta kegiatan ini diikuti oleh berbagai sektor unsur dinas, Organisasi Masyarakat, personil TNI – Polri, Reje Kampung di Aceh Tengah dan Mahasiswa.

Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar usai meresmikan kegiatan kepada media menyampaikan, sangat mendukung kegiatan ini, karena Kabupaten Aceh Tengah disebutkan Shabela sebagai daerah rawan bencana.

“Daerah kita ini dapat dikatakan adalah daerah rawan bencana, contoh ketika hujan dia akan banjir dan longsor, kemudian musim kemarau hutan akan terbakar. Kami sangat mendukung bukan hanya satu di Aceh Tengah ini kampung atau desa Tanggap Bencana, tapi 295 desa harus menjadi desa tanggap bencana,” ujar Bupati Shabela.

Drs. Shabela pada kesempatan tersebut juga menyampaikan saran sebagai masukan kepada BPBD Aceh Tengah, agar di desa ada petugas petugas sosial yang tergabung dikelola oleh BPBD. Bupati Shabela juga sangat mengapresiasi kinerja BPBD, dengan kesiapsiagaan saat terjadi bencana di Aceh Tengah.

Bupati Shabela kepada wartawan mengatakan untuk pelaksanaan perbaikan dan pencegahan berbagai imbas bencana, Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah di akhir tahun 2022, melaksanakan berbagai perbaikan transportasi jalan dan drainase. Walau tak dipungkirinya, saat dilakukan perbaikan atau pembangunan justru terjadi bencana.

“Ini hal yang tidak kita duga, saat dilakukan perbaikan drainase datang air bah tiba tiba, itu terjadi di Lukup Sabun dan beberapa daerah lainya. Ini tidak kita inginkan dan tidak kita duga kalau bencana. Tapi tetap kita laksanakan sesuai rencana dan tidak menyimpang dari RPJM,” ujar Shabela.

Sementara dikesempatan sama, Ketua LSM LIPGA, Sunardi Gustiawan,SB.M.A.P, kepada wartawan menyampaikan terkait pelaksanaan pembinaan kebencanaan di desa tangguh bencana dilaksanakan selama dua hari, bekerjasama dengan BPBA banyak kegiatan dilakukan, khusus di hari pertama sosialisasi atau pembinaan dengan penyampaian materi dan sharing.

“Hari pertama kita melakukan sosialisasi dan diskusi serta sharing pendapat dan pengalaman, karena kebetulan kita kabupaten Aceh Tengah, Destana nya masih satu desa (Desa Daling, -Red) jadi desa desa yang lain bagaimana bisa mengikuti kategori Destana,” ujar Gusti menerangkan.

Ketua LIPGA ini pun berharap, terkait pelaksanaan kegiatan itu agar kampung kampung dan Reje yang diundang dalam kegiatan tersebut, bisa bergegas menyiapkan administrasi untuk menjadi Desa Tangguh Bencana di tahun 2023. Gusti juga berharap agar Ormas lainya lebih peduli untuk kegiatan bencana, karena bencana urusan bersama.

Anggota DPR Aceh, Bardan Sahidi yang hadir sebagai pemateri dalam kegiatan itu, kepada media menyampaikan pentingnya meningkatkan kapasitas pengetahuan tentang penaggulangan bencana.

“Menjadi sangat penting meningkatkan kapasitas pengetahuan mitigasi dan penanggulangan resiko bencana bagi masyarakat kabupaten Aceh Tengah, pendekatanya adalah berbasis komunitas. Kami melihat banyak sekali OKP, Ormas, Pemuda dan Mahasiswa, ketika terjadi bencana mereka berpartisipasi. Mulai dari pertolongan pada saat masa darurat, masa panik dan pasca bencana. Oleh karenanya disinergikan dalam sebuah wadah penanggulang resiko bencana berbasis komunitas, kami memnyambut baik ini dan sedapat mungkin bisa diformalkan. Sehingga masing masing desa punya dampingan kemana akan melakukan penanggulangan atas sebelum dan sesudah bencana.

Bardan Sahidi pun mengatakan, saat terjadi bencana bukan lagi pelaku menjadi korban dan korban menjadi pelaku. Bardan berharap, dengan peningkatan kapasitas Badan Penanggulangan Bencana Aceh dan BPBD Aceh Tengah, bisa bersinergi. “Oleh karenanya dukungan pembiayaan dari APBA Aceh, senantiasa kita siapkan untuk penanggulangan masa panik, rehab rekon pasca bencana, dan pentingnya peningkatan pengetahuan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana”. Tutup Bardan.

Sementara itu untuk hari kedua kegiatan tersebut, menghadirkan narasumber Direktur Eksekutif WALHI Aceh, Achmad Solihin. Kabid Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran BPBD Kab. Aceh Tengah, Analisis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Aceh Tengah yang domoderatori oleh Intan Mutia, Presenter Tribun.Gayo. (Erwin)

banner 325x300